BANYUWANGI- Penemuan ribuan koin kuno dengan berat 36 kilogram di Dusun Wonosari, Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, pada Selasa (2/2/2021) kemarin membawa kado istimewa bagi Banyuwangi.
Hal itu lantaran ditemukannya satu jenis koin baru yang tentu menambah koleksi temuan di Banyuwangi.
Tim Arkeologi dan Cagar Budaya Dewan Kesenian Blambangan Ilham Triadinagoro mengatakan, referensi dari British Museum Koin varian baru itu bernama Shau Shang Yuan Bao. Dipergunakan pada abad 1094-1101 Masehi.
"Sehingga kini koleksi uang kuno yang berhasil teridentifikasi di Kabupaten Banyuwangi dari sebelumnya 20 jenis kini menjadi 21 jenis uang koin kuno," katanya.
Ilham menambahkan dari temuan beberapa hari lalu itu ada dua jenis lain yang sudah teridentifikasi. Namun jenis itu sudah marak ditemukan di Kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini.
"Ada jenis Da Guan Tong Bao 960 - 1279 Masehi Dinasti Sung. Kedua Kau Yuan Tong Bao abad 14-16 Masehi Dinasti Ming," ungkapnya.
Ilham menyebutkan jika uang kepeng ini sudah digunakan pada zaman Majapahit. Sebelumnya Majapahit awal masih menggunakan sistem barter menggunakan perunggu.
"Kemudian ketika Majapahit pada masa puncaknya para saudagar dari China ini masuk dan Mengenalkan Kepeng bahwa kepeng ini alat pembayaran yang sah. Sejak saat itulah uang kepeng ini digunakan di wilayah Majapahit termasuk Banyuwangi," jelasnya.
Namun, kata Ilham, eksistensi uang kepeng dari China ini kemudian tergeser. Sejak kolonial masuk ke Indonesia alat tukar kemudian berganti menggunakan gulden.
"Jadi Gulden itu bisa dari perak tembaga kemudian dari kertas," imbuhnya.
Sebagai informasi, pada Selasa (2/2/2021) pekerja bangunan di Banyuwangi tanpa sengaja menemukan puluhan kilogram uang.
Sebanyak 36 kilogram koin kuno atau yang kerab disebut uang Kepeng itu ditemukan saat sedang mencangkul tanah di sebuah rumah makan di Dusun Wonosari, Desa Taman Suruh, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : |
Komentar & Reaksi