BANYUWANGI- Budidaya ternak kambing menjadi salah satu usaha peternakan yang menguntungkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan semua produk baik susu maupun dagingnya cukup laku di pasaran, bahkan permintaannya tinggi.
Meskipun demikian untuk memperoleh produk kambing berkualitas tinggi, asupan nutrisi ternak haruslah memadai. Peternak dalam hal ini perlu bersinergi dengan banyak pihak salah satunya dengan perguruan tinggi.
Inilah yang menjadi latar belakang Tim Politeknik Negeri Banyuwangi melalui kegiatan pengabdian masyarakat melakukan pendampingan sekaligus praktik manajemen pemeliharaan ternak.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Tambong, Kecamatan Kabat, Banyuwangi. Kurang lebih ada 18 peternak kambing yang mendapatkan pendampingan.
Tim dosen Poliwangi itu terdiri dari M. Habbib Khirzin, S.Pi., M.Si, Dani Agung Wicaksono, S.E., M.M, Trias Ayu Laksanawati, S.T., M.T dan Jangka Rulianto, S.T., M.T.
Pada sasaran program kali ini yakni masyarakat yang belum produktif secara ekonomis, tetapi berhasrat kuat menjadi wirausahawan.
M. Habbib Khirzin mengatakan, peternak kambing di Desa Tambong masih menerapkan sistem tradisional dalam hal manajemen pemeliharaan. Selain itu para peternak masih belum mampu memanfaatkan susu kambing yang dihasilkan.
"Karena selama ini para peternak hanya memelihara kambing untuk dijual saat harga kambing meningkat, khususnya pada saat hari raya Idul Adha," cetusnya, Sabtu (24/9/2022).
Dalam permasalahan tersebut tim mencoba mencarikan solusi. Adapun solusi yang ditawarkan antara lain mencakup bagaimana cara pemberian pakan hijauan yang baik kepada kambing dan bagaimana sistem perkandangan kambing yang baik.
"Agar kambing dapat tumbuh dengan optimal. Selain itu kita juga memberikan praktek bagaimana memberikan eartag kepada kambing sebagai identitas kambing, mulai dari tanggal kelahiran, keturunan, warna bulu, jenis kelamin dll, semua informasi tersebut dicatat sebagai informasi bagi peternak," bebernya.
Habbib melanjutkan, selain itu pihaknya juga memberikan praktek bagaimana cara memberikan vitamin dan pemberian obat cacing kepada kambing dengan cara disuntik. Serta memberikan penyuluhan dan praktek terkait pemanfaatan susu kambing.
Menurutnya, selama ini susu kambing yang dihasilkan tidak dimanfaatkan oleh para peternak, padahal susu kambing mempunyai nilai ekonomis yang tinggi jika dijual.
"Oleh karena itu kami memberikan praktek bagaimana cara memerah susu dari kambing, mengemas susu, menyimpan susu di freezer sampai susu siap untuk dijual," ucapnya.
Tim Poliwangi tak hanya sebatas memberikan penyuluhan dan praktik semata. Namun mereka juga menghibahkan sejumlah alat, mulai freezer (lemari pembeku), impulse sealer, vitamin B-Complex dan obat cacing untuk kambing eartag, beserta perlengkapan lainnya.
Mereka berharap dengan adanya program pengabdian ini, masyarakat Desa Tambong khususnya para peternak kambing mampu menerapkan manajemen pemeliharaan yang baik, dan mampu membuat recording serta memanfaatkan susu kambing guna meningkatkan kesejahteraan para peternak.
"Semoga pengetahuan yang telah kami sosialisasikan dan alat yang kami hibahkan dapat bermanfaat bagi masyarakat desa tambong, khususnya para peternak kambing dan program ini dapat berjalan secara berkelanjutan," pungkas Habbib.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi