BANYUWANGI- Kabupaten Banyuwangi tengah melakukan uji coba strategi percepatan desa tangguh bencana melalui model desa kolaborasi.
Kegiatan uji coba ini dilakukan selama sepekan, mulai 25-31 Oktober 2021. Bertempat di Kantor Desa Tamansari, Kecamatan Licin.
Kegiatan tersebut dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Timur (BPBD Jawa Timur), bersama BPBD Banyuwangi, serta didukung SIAP SIAGA Kemitraan Australia dan Indonesia dalam pengelolaan risiko bencana.
Kegiatan yang dilangsungkan di Banyuwangi ini masuk dalam program Percepatan Ketangguhan Desa di Provinsi Jawa Timur.
"Kegiatan tersebut berfokus pada upaya memperkuat kapasitas pemerintah provinsi dan kabupaten dalam membangun ketangguhan masyarakat terhadap bencana, melalui program ketangguhan desa yang inklusif dan berbasis kesejahteraan," kata Fajar Shidiq, Policy Officer SIAP SIAGA Jawa Timur.
Kasi Pencegahan BPBD Jawa Timur, Dadang Iqwandy menambahkan, terdapat sebanyak 2.742 desa/kelurahan di Jatim masuk kategori rawan bencana dengan kategori tinggi.
Sampai tahun 2021, program Destana (Desa Tangguh Bencana) baru dilaksanakan di 702 desa/kelurahan di Jawa Timur.
"Oleh karenanya skema percepatan program Destana melalui kolaborasi multi pihak perlu didorong, mengingat masih terdapat sekitar 2000-an desa/kelurahan yang belum tersentuh program ini," ungkap Dadang.
Khusus di wilayah rawan bencana, salah satu yang bisa dilakukan dengan memberikan dukungan teknis untuk memperkuat ketangguhan desa yang memasukan unsur kearifan lokal.
"Ini bisa diwujudkan dengan membangun karakter ketangguhan komunitas, serta penganggaran desa untuk keberlanjutan pendampingan program ketangguhan desa secara keseluruhan," sebut Dadang.
Sementara Kasi Pencegahan BPBD Banyuwangi, Yusuf Arif menyampaikan, Banyuwangi memiliki karakter bencana yang kompleks.
Secara historis didominasi oleh letusan gunung api, banjir bandang, kebakaran hutan dan lahan, gempabumi, dan tsunami dengan risiko bencana tinggi menurut dokumen Indeks Risiko Bencana (IRBI) yang dikeluarkan oleh BNPB tahun 2020.
Sehingga upaya penguatan kapasitas masyarakat dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana di wilayah Banyuwangi menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
"Output yang dihasilkan dalam kegiatan ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan rencana pembangunan desa melalui Musyawarah Desa (Musdes)," kata Yusuf.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat lebih memahami, mampu merespon, dan melakukan aksi pencegahan jika ada informasi bencana maupun peringatan dini yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : M Ainul Yaqin |
Komentar & Reaksi