BANYUWANGI, Suaraindonesia.co.id - Tempat Pengolahan Sampah (TPS) berkapasitas 84 ton per hari di Desa Balak, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, telah resmi beroperasi.
Peresmian telah dilakukan, Sabtu 16 September 2023 oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan, Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Rut Kruger Giverin, bersama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Kemudian Director Sustainability & Public Affairs, Borealis, Markus Horcher, serta Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti.
Turut hadir dalam peresmian TPS Balak, Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Komjen Pol Tomsi Tohir dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Abdullah Azwar Anas.
Peresmian fasilitas tersebut adalah tonggak penting menuju pengolahan sampah sirkuler dan berkelanjutan sebagai bagian dari inisiatif Program Banyuwangi Hijau.
Program Banyuwangi Hijau didukung oleh sejumlah mitra, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Norwegian Ministry of Foreign Affairs, USAID CCBO, Borealis, Partnering for Green Growth and the Global Goals (P4G), Borouge, Accenture Foundation, dan Systemiq.
Hal ini diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi lokal dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, sebagaimana misi program Banyuwangi Rebound. Langkah tersebut sudah dimulai sejak 2018 di Kecamatan Muncar, kemudian dilanjutkan dengan penyelenggaraan Program Banyuwangi Hijau pada Februari 2022.
“Banyak dampak positif yang dirasakan dari adanya Program Banyuwangi Hijau. Di antaranya pengurangan pencemaran, pelestarian lingkungan, pemanfaatan energi, dan pemberdayaan masyarakat. Pembangunan TPS Balak merupakan langkah awal yang diharapkan mampu meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat dalam mengelola sampah bijak. Kedepannya, penting untuk menjadikan kesadaran menjaga lingkungan sebagai budaya," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.
Bupati Banyuwangi sekaligus meresmikan fasilitas TPS Balak bersama mitra Program Banyuwangi Hijau. “Mari semuanya berkomitmen untuk menjadikan Banyuwangi yang lebih bersih, sehat dan lestari," ajaknya.
Untuk pembangunan TPS Balak, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengalokasikan lebih dari 1,5 hektare lahan dengan kapasitas untuk mengolah 84 ton sampah per hari, yang diharapkan mampu melayani kebutuhan pengolahan sampah di enam kecamatan sekitar, dengan kapasitas pelayanan sekitar 250.000 penduduk, atau 55.491 rumah.
Fasilitas ini dilengkapi dengan teknologi pengolahan sampah antara lain conveyor belt, baler, peralatan komposting, kendaraan pengangkut sampah, TPS Balak telah dilengkapi untuk secara efisien mengolah sampah organik dan non-organik yang sebagian besar berasal dari rumah tangga di wilayah layanan. Kedepannya, operasional fasilitas ini diharapkan mampu mempekerjakan sekitar 200 orang karyawan dalam skala penuh.
“Sejak awal inisiatif pengelolaan sampah di Muncar pada tahun 2018 melalui Project STOP, kami bersama pemerintah Banyuwangi melebarkan jangkauan program pengelolaan sampah sirkuler ke kabupaten melalui Program Banyuwangi Hijau. Lebih dari itu, kami berharap agar inisiatif ini dapat menjadi inspirasi dan cetak biru bagi program lain untuk mempercepat perwujudan ekonomi sirkuler dan menghindari pencemaran sampah ke lingkungan,” kata Markus Horcher, Director Sustainability & Public Affairs, Borealis.
TPS Balak yang baru diresmikan ini diharapkan memberi manfaat tak hanya dalam hal penanganan dan pengelolaan sampah, namun juga memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat Banyuwangi, terutama di 33 desa di sekitar TPS Balak ini.
"Sekali lagi, saya sangat bangga dengan kerja nyata kami dan mitra-mitra pembangunan kami, dalam membantu pemerintah daerah Banyuwangi menciptakan Banyuwangi yang hijau dan bersih," timpal Rut Kruger Giverin, Duta Besar Norwegia untuk Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti, mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Menurutnya, program Banyuwangi Hijau dapat menjadi pembelajaran yg dapat direplikasi oleh daerah lain. Pembangunan persampahan tidak akan berkelanjutan apabila tidak ada peran dari pemerintah, pendanaan, dan peran serta masyarakat.
"Menyentuh perilaku masyarakat agar mau berubah adalah hal yang paling esensial. Kami akan terus mengupayakan terobosan lain seperti Banyuwangi Hijau agar dapat tercipta indonesia yang bersih,” ungkapnya.
TPS Balak diharap mampu menangani sampah organik dan anorganik. Sampah organik akan diolah menjadi kompos dan budidaya maggot, sedangkan sampah anorganik akan dipilah dan diteruskan ke industri daur ulang. Hingga saat ini, Program Banyuwangi Hijau telah melibatkan setidaknya 800 pendorong perubahan dari kelompok masyarakat, pemerintahan kabupaten, kecamatan, desa, kelompok akademis, dan organisasi masyarakat. Pendorong perubahan ini akan terus bertambah dan bergerak. Melalui kolaborasi, edukasi, dan infrastruktur yang tepat, diharapkan pemerintah dan masyarakat dapat mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Menpan RB Abdullah Azwar Anas mengucapkan terima kasih kepada stakeholder yang sudah membantu program Banyuwangi Hijau. DPMD melalui Dana desa, kata dia, harus mendorong pengelolaan sampah di tingkat desa.
"Sehingga desa-desa akan jauh lebih bersih, termasuk peran dan keterlibatan Nahdlatul Ulama (NU) dan PKK yang penting dalam membantu persampahan desa," ucapnya.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyuwangi, Dwi Handayani turut mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Norwegia, Borealis, PT. Systemiq dan Kemenkomarves yang telah membantu terbangunnya Tempat Pengolahan Sampah Balak ini.
Dengan beroperasinya TPS Balak itu, lanjut Yani sapaan akrabnya, DLH berharap kesadaran dari masyarakat untuk memilah sampah organik dan anorganik dari rumah, mengurangi volume sampah, serta tidak membuang sampah sembarangan.
"Mohon dukungan dari pemerintah desa juga membantu untuk edukasi ke warganya. Dibutuhkan kolaborasi dan kerjasama antara Pemkab, Pemdes, masyarakat, akademisi, NGO, PKK, ormas keagamaan dan pihak swasta untuk menciptakan Banyuwangi yang lebih bersih, sehat, tertata dan lestari," tandasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi