SUARA INDONESIA BANYUWANGI

Menko Luhut Sebut Pengelolaan Sampah di Banyuwangi Patut Jadi Contoh

Muhammad Nurul Yaqin - 20 March 2022 | 20:03 - Dibaca 2.20k kali
Pemerintahan Menko Luhut Sebut Pengelolaan Sampah di Banyuwangi Patut Jadi Contoh
Menko Luhut didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan jajaran saat kunjungi TPS3R Banyuwangi, Sabtu (19/3/2022). (Istimewa).

BANYUWANGI- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Kab. Banyuwangi, Sabtu (19/3/2022). Menurut Luhut, penanganan sampah berbasis sirkular tersebut patut untuk dikembangkan lebih luas lagi.

"Program ini patut dikembangkan di berbagai daerah. Dengan modal yang tidak terlalu mahal, fasilitas ini dapat memberikan dampak yang luar biasa terhadap kebersihan lingkungan,” kata Luhut.

TPS3R yang dikembangkan sejak 2018 tersebut mengadaptasi sistem sirkular. Dimana sampah dipilah secara langsung oleh mitra yang berasal dari rumah tangga. Sampah tersebut kemudian dikelola di TPS3R. Baik yang organik maupun non-organik. Setiap bulannya, rerata sampah yang dikelola mencapai 270 ton yang berasal dari 7500 rumah tangga di empat desa di Kecamatan Muncar.

Dengan penanganan sampah yang dilakukan langsung dari rumah tangga itu, imbuh Luhut, akan mengurangi sampah yang tersebar di sungai dan mencemari laut. "Jika ini dilakukan secara disiplin, maka laut kita akan bersih. Kita juga harus disiplin untuk membuang sampah," ujar Luhut.

Penanganan sampah di Muncar ini diawali dari warga Desa Tembokrejo yang membuat TPS 2016. Pada 2018, pemerintah Norwegia bersama korporasi Borealis dari Austria mendukung NGO Systemiq untuk melakukan pendampingan masyarakat Kecamatan Muncar, yang diberi nama Project STOP.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang turut mendampingi kunjungan tersebut menyebutkan, bahwa kesuksesan penanganan TPS3R di Muncar itu atas kontribusi banyak pihak. Mulai dari pemerintah pusat, pihak yang melakukan pendampingan, hingga pemerintah dan warga desa.

"Atas kolaborasi dan kesadaran banyak pihak inilah, pengelolaan sampah di sini, dapat berjalan dengan lancar dan terus berkembang," ungkap Ipuk.

Saat ini, lanjut Ipuk, program kerjasama pengelolaan sampah tersebut dikembangkan dengan skala yang lebih luas. Melalui program bertajuk Banyuwangi Hijau, skalanya akan menjangkau lima kecamatan. "Dengan program yang kita kelola bersama Systemiq ini, kita berharap dapat berkontribusi sebesar 19,5 persen dari penanganan kebocoran sampah di Banyuwangi pada 2024," papar Ipuk.

Lebih jauh, Program Director Systemiq Andre Kuncoroyekti menjelaskan, pengelolaan sampah di TPS3R Muncar ini telah berjalan secara mandiri dan sustainable. Pembiayaan operasionalnya yang mencapai 74 juta/ bulan ditanggung dari penghasilan TPS3R sendiri yang mencapai 79 juta/ bulan.

“Untuk penjualan plastiknya, minggu depan akan diekspor ke Autria untuk pertama kalinya melalui EcoPlast Kunstsoff Recycling," jelasnya.

Sementara itu, Manajer TPS3R Bio Mandiri Lestari, Nungki Rosalina menjelaskan bahwa program ini telah menjangkau 7.500 KK dari empat desa di Muncar. Salah satu dampaknya, kata dia, di desa tersebut tidak lagi terjadi banjir.

“Dulu setiap hujan pasti banjir karena muara sungai dan drainasi tersumbat sampah. Tapi kini bebas banjir, karena tidak ada orang buang sampah ke sungai atau got. Aparat desa juga menunjang apa yang kami lakukan. Bahkan Pak Kades mewajibkan warga yang akan mengurus surat di kantor desa wajib punya Kartu Kuning (kartu iuran sampah desa),” kata Nungki. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV