SITUBONDO- Plt (Pelaksana Tugas) Bupati Situbondo, H. Yoyok Mulyadi mengatakan, pencapaian kecagarbudayaan di Kabupaten Situbondo dalam kurun waktu 4 tahun terakhir cukup signifikan. Hal itu dikatakannya pada Senin (11/1/2021) di ruang kerjanya, kantor Pemkab Situbondo.
Pejabat nomor satu di kota santri yang akan segera purna tugas ini menyebutkan sejumlah fakta pencapaian penanganan kecagarbudayaan dalam kurun waktu 4 tahun terakhir atau sejak tahun 2016. "Setidaknya, sejak tahun 2016 telah ada upaya-upaya signifikan terhadap upaya pelestarian cagar budaya di Kabupaten Situbondo, setelah mendengar aspirasi sejumlah elemen yang berkompeten," ucap Yoyok.
Pertama, penyelamatan kecagarbudayaan Gedung Eks Sekolah Cina di Asembagus saat pemugaran, tahun 2016; kedua, penyelamatan kecagarbudayaan Gedung Eks Sekolah Cina/STM Daerah di Panji saat pemugaran, tahun 2017; ketiga, penyelamatan struktur cagar budaya di Situs Mellek, Banyuputih saat penambangan pasir, tahun 2018; ke empat, penyelesaian final pemugaran Rumah Dinas Residen Besuki, tahun 2019; ke lima, pembentukan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Situbondo, tahun 2020 dan ke enam, penetapan 25 ODCB sebagai CB kepada Bupati Situbondo, tahun 2020.
Pencapaian-pencapaian tersebut, kata Yoyok, tak lepas dari pola komunikasi dan koordinasi serta pelibatan pihak-pihak yang berkompeten khususnya dalam kecagarbudayaan. "Tentu inisiatif masyarakat serta masukan-masukan pada pemerintah, patut kita apresiasi, serta diharapkan menjadi pemantik atas langkah pelestarian kecagarbudayaan di Kabupaten Situbondo ke depan lebih baik," ujarnya.
Dianalisis, ada sejumlah prioritas penanganan kecagarbudayaan yang tentunya memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan kebudayaan. Prioritas penanganan itu, imbuh dia, hendaknya juga dapat seiring sejalan dengan pembangunan yang juga memiliki karakteristik serta muatan kearifan lokal, sehingga terwujud identitas Kabupaten Situbondo yang seutuhnya.
Lebih jauh Plt Bupati mengatakan, para pegiat literasi khususnya dalam bidang cagar budaya dan sejarah lokal cukup membantu memberikan sosialiasi pelestarian cagar budaya. "Pengembangan literasi yang salah satunya, saya lihat terwujud dengan sejumlah penerbitan buku bermuatan kecagarbudayaan dan sejarah itu patut terus didukung dalam rangka mengedukasi masyarakat khususnya dalam upaya pelestarian cagar budaya," pungkasnya.(*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Syamsuri |
Editor | : |
Komentar & Reaksi