BANYUWANGI, Suaraindonesia.co.id - Kebahakan hebat melanda sebuah rumah toko (ruko) di Dusun Dambuntung, Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, Senin (04/09/2023) pagi.
Akibat insiden itu, 40 persen bangunan beserta gudang yang berisikan sembako berbagai jenis rokok hingga alat-alat elektronik ludes dilalap api. Korban harus menelan kerugian mencapai ratusan juta.
Ruko yang terbakar itu milik Koko Arisandi (32), warga Kedungwungu, kecamatan setempat. Peristiwa kebakaran terjadi sekitar pukul 09.30 WIB.
Kapolsek Tegaldlimo AKP Ali Arifin mengatakan, berdasarkan hasil olah TKP polisi, penyebab kebakaran diduga karena hubungan arus pendek listrik alias korsleting listrik.
Kebakaran pertama kali diketahui oleh warga tetangga ruko. Awalnya, saksi mendengar suara ledakan dari belakang ruko tersebut.
Mendengar dentuman itu, warga bergegas mendekati sumber suara. Dari sana diketahui bahwa api telah membakar bagian belakang bangunan ruko.
"Warga kemudian meneruskan informasi tersebut ke Polsek dan pemadam kebakaran. Proses pemadaman juga dibantu oleh warga sekitar," kata Ali.
Sebelum petugas damkar datang, warga dan aparat sempat berjibaku berusaha memadamkan api. Namun, kondisi api terlanjur membesar.
Api benar-benar bisa padam setelah beberapa armada damkar datang. Akhirnya, api berhasil dipadamkan sekitar sejam setelah api pertama kali muncul.
"Pukul 10.30 WIB api sudah padam berkat kerjasama semua pihak," tutur Kapolsek.
Meski demikian, beberapa stok barang dagangan toko ludes. Aneka jenis sembako, peralatan elektronik, dan perabotan gosong.
"Kerugian ditaksir mencapai Rp 700 juta. Selain sembako dan alat elektronik lainnya, bangunan ruko juga terbakar sekitar 40 persen," jelas Ali.
Polisi masih mendalami penyebab pasti kebakaran. Garis polisi telah dipasang di lokasi terbakar. Saksi-saksi juga telah diperiksa untuk mendalaminya.
"Dugaan sementara, kebakaran disebabkan oleh hubungan arus pendek listrik," terangnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
| Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi