SUARA INDONESIA BANYUWANGI

Kedelai Naik di Banyuwangi, Begini Siasat Pedagang Pertahankan Harga Tahu dan Tempe

Muhammad Nurul Yaqin - 11 January 2021 | 19:01 - Dibaca 590 kali
Ekbis Kedelai Naik di Banyuwangi, Begini Siasat Pedagang Pertahankan Harga Tahu dan Tempe
Salah satu pedagang tempe dan tahu di pasar tradisional Blambangan, Banyuwangi, saat menjual dagangannya, Senin (11/1/2021).

BANYUWANGI- Harga kedelai di Kabupaten Banyuwangi mengalami kenaikan yang cukup drastis. Untuk tingkat pedagang di pasaran, saat ini harga jual tembus di Rp 10 ribu rupiah yang awalnya berkisar di harga Rp 7-8 ribu rupiah.

Melambungnya harga kedelai juga berimbas pada biaya yang harus dikeluarkan oleh para pedagang. Karena bahan tempe dan tahu dari produsen juga mengalami kenaikan.

Salah satu pedagang di pasar tradisional Blambangan Banyuwangi, Widiya (27) mengaku, sebelum harga kedelai mahal, harga tahu dalam satu ember nya masih seharga Rp 60 ribu. 

"Karena sekarang harga kedelai naik sangat berpengaruh terhadap harga tahu, pengambilan ke produsen kini mencapai Rp 65 sampai Rp 70 ribu rupiah," kata Widiya, Senin (11/1/2021).

Dia menyebut, meski harga tahu naik, namun untuk harga yang dijual ke pelanggan tetap sesuai harga awal.

Dalam menyiasati agar tidak perlu menaikkan harga jual, Widiya memilih memperkecil ukuran tahu yang dijualnya.

"Harga masih tetap, irisannya saja yang diperkecil. Soalnya kalau harga tahunya di naikkan berat kepada pembeli. Takunya berhenti (kapok)," katanya.

Widiya menambahkan, sambil lalu dirinya juga menjelaskan kepada pembeli kenapa ukuran tahu semakin kecil.

"Justru pembeli ngomong gini, mendingan ukurannya saja yang dikurangi daripada harganya yang dinaikkan," ungkapnya.

Disampaikannya juga, untuk tempe juga demikian. Karena harga mahal sehingga ukurannya lebih diperkecil sedikit.

"Tempe awalnya tebal, setelah harga naik jadi agak tipis. Kalau disini tempenya tetap Rp 6 ribu satu lonjornya, tahu satu kresek juga tetap Rp 3 ribu," jelasnya.

Sementara, Kabid Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi, Suminten membenarkan jika harga kedelai mengalami kenaikan.

"Perubahan harga kedelai secara signifikan dimulai sejak 23 Desember 2020 secara perlahan mengalami kenaikan. Harga awal di tingkat grosir Rp 8.750/kg menjadi Rp 9.000/kg, sementara harga eceran di tingkat pedagang Rp 9.500-10.000/kg," terangnya.

Menurutnya, penyebab harga kedelai tinggi dikarenakan kebutuhan lebih tinggi dibanding ketersediaan barang. Dan ini juga berpengaruh terhadap tempe dan tahu.

"Untuk produk tahu ada kenaikan namun tidak signifikan. Sebab pedagang bermain ukuran besar kecilnya produk, sehingga tidak terlalu nampak. Pun juga terhadap harga tempe, harga sama namun ukuran agak kecil," tandasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV