SUARA INDONESIA BANYUWANGI

Cerita Haru Pasutri Lansia Korban Banjir Bandang Kalibaru, Terseret Arus 2 Meter, Selamat Perantara Pohon Pisang

Muhammad Nurul Yaqin - 09 November 2022 | 17:11 - Dibaca 2.61k kali
Peristiwa Daerah Cerita Haru Pasutri Lansia Korban Banjir Bandang Kalibaru, Terseret Arus 2 Meter, Selamat Perantara Pohon Pisang
Pasutri lansia Sujiyono (60) dan Sumiyati (59), saat menceritakan kisah haru saat rumah milik mereka diterjang banjir bandang hingga sempat hanyut terbawa arus sungai, Selasa (8/11/2022). (Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

BANYUWANGI- Bencana banjir bandang di Kalibaru, Banyuwangi, tidak hanya menyapu puluhan rumah warga hingga mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Namun juga menyisakan trauma mendalam bagi korban terdampak.

Seperti diceritakan sepasang suami istri berusia lanjut Sujiyono (60) dan Sumiyati (59), warga Dusun Krajan, Desa Kalibaru Kulon, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi. 

Saat banjir melanda kampungnya pada Kamis (3/11/2022) malam, kedua pasutri lansia itu sempat terseret hingga dua meter. Namun, keduanya berhasil lolos dari maut.

Ajaibnya, kedua pasangan itu selamat berkat pohon pisang berjarak lima meter dari rumahnya. Pohong pisang itu jadi penyelamat bagi pasutri yang berprofesi sebagai pemulung itu. 

"Tangan istri tak pegang erat saat kami terseret arus air hingga 2 meter. Pas lihat di depan, ada pohon pisang yang bisa tak jadikan pegangan," tuturnya kepada wartawan, Selasa (8/11/2022). 

Sujiyono bercerita, dia sempat berada di dalam gulungan air bah hampir lima menit lamanya. Di momen itu, pegangan tangan sang istri tak sedetikpun ia lepaskan. Dan tangannya berpegangan pada batang pisang. 

Sekuat tenaga tangannya menggenggam erat tangan istri tercinta. Karena ia tahu, bila pegangan terlepas, besar kemungkinan istrinya hanyut terbawa arus.

"Genggaman tangan istri sempat hampir lepas. Terus saya tarik lagi hingga pegangan itu kuat kembali. Pokoknya istri harus selamat," ungkapnya.

Namun, Sujiyanto berujar bila genggaman tangan istri terlepas, ia lebih memilih ikut menghanyutkan diri terbawa arus ketimbang selamat seorang diri. Baginya, Sumiyati adalah nafas hidup yang sudah menemaninya selama hampir 40 tahun. 

"Kalau lepas (tangan istri), mending saya ikut hanyut," ujarnya. 

Setelah itu, beberapa tetangga yang mendengar teriakan minta tolong Sujiyono dan Sumiyati, berusaha membantu keduanya keluar dari gulungan banjir.

Dengan bantuan tali, para tetangga berhasil mengevakuasi dua sejoli itu ke tempat lebih tinggi. 

Penderitaan dua sejoli itu muncul pasca banjir menerjang. Rumah yang dibangun dari anyaman bambu yang berdiri di atas lahan pemberian saudara, kini rata tak bersisa.

Rumah beserta isi berupa kasur, kursi dan peralatan dapur turut hanyut terbawa arus. Tak sampai disitu, uang hasil mulung selama hampir sebulan tak luput dari sapuan banjir. 

"Sekitar Rp1,6 juta. Sebelumnya hanyut ada Rp2 juta lalu tak belikan bahan makanan. Sisanya (Rp1,6 juta) hanyut sudah," jelasnya.

Kini, sejoli itu hanya bisa pasrah sembari meratapi rumahnya yang hilang. Untuk berteduh, keduanya menginap di rumah saudara. 

Beruntung, masih ada bantuan relawan dan suplai makanan serta sembako dari BPBD Banyuwangi yang meringankan beban keduanya. 

Untuk sementara, mereka cuma mengandalkan uluran bantuan itu sambil menguatkan mental untuk melanjutkan aktivitasnya kembali menjadi pemulung.

"Mulung lagi nanti buat makan dan cari modal untuk bangun rumah lagi," pungkasnya. 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV