SUARA INDONESIA BANYUWANGI

Keberlanjutan Pesantren Ramah Anak, Seluruh Ormas Islam di Banyuwangi Turut Beri Dukungan

Muhammad Nurul Yaqin - 29 August 2022 | 12:08 - Dibaca 1.11k kali
Peristiwa Daerah Keberlanjutan Pesantren Ramah Anak, Seluruh Ormas Islam di Banyuwangi Turut Beri Dukungan
Pimpinan lintas Ormas Islam, MUI, Kemenag, Dinsos PPKB, Bupati Banyuwangi, menandatangani deklarasi untuk mewujudkan pesantren ramah anak saat Festival 1 Muharram. (Dokumen suaraindonesia.co.id).

BANYUWANGI - Mencuatnya kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan pondok pesantren menjadi atensi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. 

Pemerintah Banyuwangi melalui Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) terus menggaungkan konsep pesantren ramah anak.

Konsep itu diterapkan menyusul beberapa bulan lalu di Banyuwangi, telah terjadi kekerasan seksual oleh pimpinan ponpes kepada 6 santrinya.

Model pesantren ramah anak adalah upaya untuk menekan terjadinya segala bentuk kekerasan di lingkungan pesantren, dengan mengedepankan pemenuhan hak anak.

Kepala Dinsos PPKB Banyuwangi, Henik Setyorini mengatakan, sosialisasi pesantren ramah anak telah dilakukan bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA), pada Juli lalu.

Sosialisasi kala itu mendatangkan setidaknya 38 perwakilan Pondok Pesantren. Kemudian berlanjut pada acara deklarasi seluruh Ormas Islam di Banyuwangi, bersama-sama mendukung adanya pesantren ramah anak.

"Kemarin dibarengkan waktu Festival 1 Muharram, di Pendopo. Pimpinan lintas Ormas Islam mulai NU, Muhammadiyah, LDII, Aisyiyah, ada MUI termasuk Kemenag, saya dan Bupati Banyuwangi, semua menandatangani deklarasi untuk mewujudkan pesantren ramah anak," beber Henik, Senin (29/8/2022).

Keberadaan pesantren ramah anak, kata Henik, diharapkan pondok pesantren benar-benar menjadi tempat yang aman, ramah, tidak ada kekerasan seksual hingga bullying.

"Pastinya diharapkan di pesantren itu tidak ada bullying, tidak ada kekerasan terhadap anak, agar para santri belajar dengan nyaman menuntut ilmu, tanpa ada was-was terjadinya kekerasan," jelas dia.

Henik menambahkan, setelah adanya deklarasi lintas Ormas Islam, pimpinan ormas akan menindak lanjuti ke pesantren-pesantren di Banyuwangi.

"Ayo kita wujudkan bersama-sama Banyuwangi menjadi kabupaten ramah anak. Tidak hanya di lingkungan pesantren, namun juga di lembaga apapun. Sehingga terwujud perempuan berdaya, anak terlindungi, Indonesia maju," tandasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : M Ainul Yaqin

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV