BANYUWANGI- Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Banyuwangi, Jawa Timur, kian mengganas. Ratusan ternak dinyatakan terkonfirmasi positif.
Berbagai upaya terus dilakukan Pemkab Banyuwangi guna mencegah penyebaran PMK semakin meluas. Salah satunya menggalakkan penyemprotan disinfektan di Rumah Potong Hewan (RPH) dan Pasar Hewan.
Penyemprotan disinfektan itu akan terus digencarkan, hingga Banyuwangi mendapatkan distribusi vaksin PMK dari pemerintah pusat.
Kegiatan penyemprotan kali ini dilakukan di RPH Banyuwangi, Rabu (15/6/2022). Hadir Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim, Sriyono. Pihaknya turun langsung ke kabupaten/kota di Jatim untuk mitigasi pencegahan PMK.
"Giat yang dilakukan dengan penyemprotan disinfektan. Kami terus keliling, sampai hari ini sudah melakukan di 20 kabupaten/kota di Jatim," ucap Sriyono.
Dia menyebut, segara peralatan yang disiapkan seperti disinfektan klorida, cukup membackup seluruh kabupaten/kota di Jatim.
"Sampai saat ini sudah 36 kabupaten/kota di Jatim positif PMK. Dengan penyemprotan ini dapat mengurangi penularan terhadap virus yang ada," kata Sriyono.
Ia menjelaskan, penyebaran wabah PMK pada hewan hampir sama dengan virus Covid-19 yang menyerang manusia. Namun, virus PMK penularannya lebih cepat karena melalui udara.
"Sehingga penyemprotan disinfektan terus kita gencarkan hingga hewan ternak mendapatkan vaksin. Saat ini kami masih menunggu vaksin pada ternak tersebut," tuturnya.
Plh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Ilzam Nuzuli menambahkan, sasaran penyemprotan disinfektan dilakukan di RPH hingga Pasar Hewan.
Menurutnya, jika tidak dilakukan penanganan secepat mungkin akan mempengaruhi daya jual ternak di Banyuwangi.
"Sehingga kita fokus pada penyemprotan, karena ini bagian dari pencegahan, kalau tingkat kematiannya rendah 0,15 persen. Tetapi penularannya cukup cepat," ungkapnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : |
Komentar & Reaksi