BANYUWANGI- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyuwangi mencatat sebanyak 58 warga terjangkit demam berdarah dengue (DBD) sepanjang Januari hingga Oktober 2021. Dari puluhan warga yang terjangkit ada satu orang meninggal dunia.
Kasus DBD di Banyuwangi tahun 2021 meningkat pada April sebanyak 11 orang terjangkit. Meski begitu, tren DBD di wilayah ini menurun drastis ketimbang periode yang sama tahun lalu. Dimana ada 219 kasus DBD.
Kepala Dinkes Kabupaten Banyuwangi dr Widji Lestariono mengatakan, Banyuwangi merupakan daerah endemis DBD. Warga diimbau waspada terutama memasuki musim penghujan saat ini.
"Endemis artinya setiap tahun ada kasus demam berdarah. Meskipun tidak ada lonjakan yang signifikan. Jadi di musim penghujan ini yang perlu diwaspadai adalah DBD," kata dr Rio sapaan akrabnya, Jumat (26/11/2021).
Rio menerangkan, DBD disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Genangan air relatif bersih yang tidak kontak dengan tanah akan menjadi tempat perindukan berkembang biaknya nyamuk tersebut.
Dinas Kesehatan Banyuwangi terus berupaya melakukan pengendalian DBD. Menurutnya, penanggulangan penyakit tersebut bertumpu pada upaya pencegahan.
"Yakni dengan melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk atau PSN. Di masa pandemi terus kita lakukan himbauan dan sosialisasi tentang PSN, tapi lebih kepada personal. Masing-masing rumah harus melakukan PSN di lingkungannya masing-masing," tandas Rio. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : |
Komentar & Reaksi