BANYUWANGI- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di Banyuwangi, Jawa Timur, mencapai 0,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,66 selama Ramadan atau secara bulanan pada April 2021.
"Perkembangan harga berbagai komoditas pada April 2021 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Hasil pemantauan BPS pada April 2021 di Banyuwangi terjadi inflasi sebesar 0,02 persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 104,64 pada Maret 2021 menjadi 104,66 pada April 2021," terang Kepala BPS Banyuwangi Tri Erwandi, Rabu (19/5/2021).
Tri menyebut, secara tahun kalender mulai Januari hingga April 2021 inflasi tercatat mencapai 0,60 persen. Sementara inflasi tahun ke tahun yakni April 2021 terhadap April 2020 tercatat sebesar 1,21 persen.
Adapun hasil pantauan BPS di delapan kota IHK di Jawa Timur selama April 2021, menunjukkan semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep sebesar 0,53 persen, diikuti oleh Kediri 0,31 persen, Malang 0,10 persen, Probolinggo 0,09 persen, Surabaya 0,09 persen, Jember 0,08 persen, Madiun 0,06 persen, dan Banyuwangi sebesar 0,02 persen.
"Itu artinya angka inflasi di Banyuwangi selama Ramadhan 2021 sangat rendah sekali. Bahkan ini terendah di 8 kabupaten/kota di Jawa Timur. Sehingga bisa disimpulkan inflasi April 2021 masih terkendali," ungkap Tri.
Tri menjelaskan, inflasi 0,02 persen pada April 2021 terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh meningkatnya indeks harga beberapa kelompok pengeluaran.
Dari 11 kelompok pengeluaran, 5 kelompok memberikan andil sumbangan inflasi. Diantaranya kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,08 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,03 persen, kelompok transportasi sebesar 0,02 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,01 persen, serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,01 persen.
Komoditas daging ayam ras memberikan andil inflasi terbesar sebesar 0,25 persen. Hal ini diduga akibat meningkatnya permintaan di Bulan Ramadhan. Peningkatan permintaan juga terjadi di komoditas bahan makanan yang lain seperti cabai merah dan telur ayam ras.
"Inflasi April 2021 juga dipicu oleh kenaikan harga komoditas emas perhiasan dikarenakan mengikuti harga emas dunia. Selain itu, komoditas tarif kereta api juga turut memicu terjadinya inflasi di Bulan April 2021," jelasnya.
Dia menambahkan, inflasi April 2021 tertahan oleh turunnya harga komoditas bahan makanan seperti cabai rawit, sawi hijau, bawang merah, beras dan beberapa komoditas. Turunnya harga cabai rawit dikarenakan di bulan-bulan sebelumnya terjadi kenaikan dan pada bulan April 2021 mulai kembali ke harga normal.
"Artinya barangkali stok atau suplai ketersediaan barang yang ada di Banyuwangi masih cukup, sehingga tidak terjadi gejolak harga yang signifikan. Juga karena pandemi Covid-19, sehingga konsumtif masyarakat sementara ngerem (berkurang)," pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi