BANYUWANGI- Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jember Hestu Wibowo bersama Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melakukan penandatangan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU), Jumat (9/4/2021).
Kegiatan kerjasama yang berlangsung di Pendopo Sabha Swagata Blambangan ini dalam rangka memperkuat pengembangan ekonomi dan pengendalian inflasi di Banyuwangi untuk mendukung percepatan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021.
Selain memperkuat ekonomi dan pengendalian inflasi, kedua belah pihak juga sepakat percepatan dan perluasan digitalisasi daerah, serta pengembangan produk unggulan di Banyuwangi.
Usai MoU, KPwBI Jember Hestu Wibowo menyampaikan, fokus komoditas yang akan menjadi objek kerja sama ini, yaitu batik dan beras. Pemilihan komoditas batik sebagai objek kerja sama mempertimbangkan potensi pengembangan komoditas tersebut.
Menurutnya, batik Banyuwangi memiliki motif beragam dan cerita dibalik motif. Oleh karenanya, BI berharap pengembangan batik di Banyuwangi mampu berpeluang menjadi komoditas unggulan potensi ekspor.
"Pengembangan batik Banyuwangi diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah untuk mendorong peningkatan ekspor dalam rangka mengurangi defisit transaksi berjalan," kata Hestu.
Sedangkan untuk komoditas beras, lanjutnya, berdasarkan pada pertimbangan, Banyuwangi merupakan sentra produksi beras. Setiap tahunnya Banyuwangi selalu surplus.
"Sejak tahun 2018 Banyuwangi selalu mencatatkan surplus produksi beras, dengan surplus pada tahun 2020 sebesar 329.668 ton," ucap Hestu.
Jika dibandingkan dengan beberapa daerah lain di Indonesia yang cenderung defisit produksi beras. Menurut Hestu, Banyuwangi dapat mengambil peran sebagai penyangga komoditi beras nasional dan berkontribusi terhadap pengendalian inflasi di Indonesia.
"Ke depan, Bank Indonesia Jember juga akan berkoordinasi dengan stakeholders terkait untuk mendorong sinergi dalam rangka percepatan Program Pemulihan Ekonomi Nasional," imbuhnya.
Sementara Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyampaikan jika di tahun 2020, Banyuwangi meraih Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sebagai kabupaten terbaik se-Jawa dan Bali.
Untuk itu, Ipuk berharap kepada BI untuk terus memberikan informasi tentang capaian-capaian serta kondisi perekonomian yang ada di Banyuwangi.
"Dengan informasi dari BI, masukan, langkah-langkah yang diberikan kepada kami, mudah-mudahan nantinya kami langsung bergerak cepat untuk memperbaiki, dan terus memberikan terbaik kepada masyarakat Banyuwangi. Sehingga nanti diharapkan akan ada penghargaan lagi," tandas Ipuk. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Yuni Amalia |
Komentar & Reaksi