BANYUWANGI, Suaraindonesia.co.id - Selain korban R (13), terduga pelaku perundungan yakni B (13), juga mengalami trauma berat pascainsiden yang terjadi di SMPN 4 Banyuwangi, Jumat 13 Oktober 2023, lalu.
R mengalami trauma takut kejadian serupa terulang kembali, sedangkan B mengalami trauma berat usai dilaporkan ke polisi.
B, bahkan sempat pergi dan tidak tidur di rumah karena saking takutnya mendengar kabar akan dijemput polisi.
Hal itu disampaikan paman B, Hamzahnudin (44). Ia mengatakan, ketakutan itu dialami B pada Minggu 15 Oktober 2023, malam.
B sempat pamit mau tidur di rumah budenya. Setelah Hamzah mengkroscek, rupanya B tidak ada di rumah budenya. Keluarga pun mencari.
"Ndak tahunya ternyata dia tidur di masjid. Takut dia," kata Hamzah kepada wartawan, Rabu (18/10/2023).
Meski kasus tersebut sudah dilaporkan ke polisi, keluarga B berharap insiden ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan.
Menurut hamzah, insiden ini tidak sepenuhnya salah B. Ada pihak ketiga yang sengaja mengadu B dengan R sehingga memicu perkelahian. Bagi dia, dalam perkara ini, keponakannya juga menjadi korban bukan pelaku.
Ia memiliki bukti video yang menunjukkan bahwa R dan B sengaja diadu oleh kakak kelasnya. Video itu sudah ia serahkan ke polisi. Ia berharap kebijaksanaan dari aparat penegak hukum.
"Jadi ada bukti videonya mereka diadu, sudah saya serahkan ke polisi dan biar para penegak hukum yang mengatasi dengan petunjuk dari video itu nanti," cetus Hamzah.
Diberitakan sebelumnya, kasus dugaan perundungan di sekolah kembali mencuat ke permukaan dengan kejadian tragis yang menimpa siswa SMP.
Seorang anak berusia 13 tahun di Banyuwangi, Jawa Timur, mengalami penganiayaan yang begitu brutal hingga mengalami patah tulang.
Insiden tersebut terjadi di SMPN 4 Banyuwangi. Korban diketahui berinisial R, diduga menjadi sasaran utama perundungan dari teman sekolahnya. Kejadian ini terjadi pada Jumat, 13 Oktober 2023.
Ibu korban KY (43) menceritakan, R diduga dianiaya sebanyak dua kali. Pertama di lingkungan sekolah dan kedua di luar sekolah. Terduga pelaku utama dalam perundungan tersebut diketahui berinisial B, teman seangkatan.
Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka parah dan harus menjalani perawatan intensif hingga operasi di RSUD Blambangan.
Hasil pemeriksaan medis, korban awalnya mengalami retak tulang di tangan kiri, setelah diperiksa kembali, pergelangan tangan kiri korban ternyata patah. Lalu, sejumlah luka lain di beberapa bagian tubuh. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi