SUARA INDONESIA BANYUWANGI

Ngantor di Desa Paling Ujung, Bupati Banyuwangi Perkuat Penunjang Fasilitas Kesehatan

Muhammad Nurul Yaqin - 15 June 2023 | 11:06 - Dibaca 1.26k kali
Pemerintahan Ngantor di Desa Paling Ujung, Bupati Banyuwangi Perkuat Penunjang Fasilitas Kesehatan
Bupati Ipuk bersama ibuk-ibuk saat ngantor di Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran. (Foto: Humas Pemkab Banyuwangi).

BANYUWANGI, Suaraindonesia.co.id – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kembali menjalani program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa), pada Selasa-Rabu (13-14/6/2023). Kali ini Ipuk ngantor di desa ujung selatan Banyuwangi, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran. 

Karena waktu tempuh cukup panjang menuju ke sana, Ipuk menginap terlebih dulu. Ipuk bermalam di Dusun Sukamade, Desa Sarongan yang yang terletak di kawasan Taman Nasional Meru Betiri, yang bersebelahan dengan Desa Kandangan.

“Karena desanya bersebelahan saya sempatkan pula menengok Ibu Yunita di Sukamade, dia baru saja melahirkan di rumah yang beritanya sempat viral beberapa waktu lalu. Saya menginap di Sukamade,” jelas Ipuk.      

Dari kota Banyuwangi dibutuhkan waktu sekitar 4 jam lebih untuk menuju Sukamade ini. Dari pusat desa, perjalanan ke Sukamade harus ditempuh dua jam lebih. Melewati kawasan hutan Taman Nasional Meru Betiri dengan kontur jalan berbatu dan menanjak. 

"Cukup luar biasa medannya, dan harus menyeberang tiga sungai. Jadi memang dibutuhkan kendaraan khusus untuk menuju ke dusun ini," kata Ipuk. 

Kendaraan yang digunakan di track menuju Sukamade harus menggunakan kendaraan jenis double gardan, seperti 4x4, Jeep, double cabin, dan sejenisnya. 

Itulah yang membuat Ipuk memberikan bantuan ambulan jenis triton untuk menunjang fasilitas kesehatan di desa ini, utamanya untuk kebutuhan pelayanan kesehatan ibu hamil di Rumah Bersalin Puskesmas Pembantu (Pustu) Sarongan.

Rumah Bersalin Pustu Sarongan itu diresmikan pada 2022 lalu. Sebelum ada Rumah Bersalin itu fasilitas kesehatan untuk ibu hamil utamanya yang beresiko tinggi belum lengkap di desa ini. Ibu hamil beresiko tinggi harus dirujuk ke RSUD Genteng yang lokasinya sekitar 50 km dari Desa Sarongan.

Berangkat dari kondisi itulah, Rumah Bersalin ini dibangun di Desa Sarongan, yang bisa mencakup Desa Kandangan dan desa-desa di sekitarnya. Rumah Bersalin ini memiliki fasilitas ruang nifas, ruang bersalin, ruang bayi, ruang KIA, ruang periksa, inkubator, USG, dan fasilitas lainnya.

"Ambulan ini untuk mendukung layanan kesehatan di Rumah Bersalin yang sudah didirikan di Desa Sarongan," kata Ipuk. 

Apalagi sempat terjadi ibu hamil dari Dusun Sukamade harus diantarkan menggunakan Jeep milik warga menuju Rumah Bersalin. Ibu tersebut adalah Yunita Astriana (32). Sebelumnya hari perkiraan lahir (HPL) anak ketiga Astri maju satu hari dari tanggal HPL. Astri dibawa ke Rumah Bersalin dengan diantar menggunakan Jeep milik warga, dan akhirnya Astri melahirkan di Rumah Bersalin. 

Saat menginap di Dusun Sukamade, Ipuk menyempatkan mengunjungi Astri di rumahnya. "Alhamdulilah ibu dan anaknya sehat," kata Ipuk. 

Selain untuk warga Sarongan, ambulan tersebut juga bisa dimanfaatkan warga desa sekitar. Khusus untuk ibu hamil, warga bisa menghubungi petugas ambulan tiga hari sebelum perkiraan kelahiran atau saat ada gejala akan melahirkan.

“Saat ini, Pemkab juga akan melengkapi 30 puskesmas dengan USG untuk memantau kehamilan para ibu. Secara rutin, juga kami datangkan dokter ahli kandungan untuk memeriksa pasien di Puskesmas. Semoga para ibu hamil dan memiliki balita terus diberi kesehatan sehingga bisa terhindar dari risiko-risiko," tuturnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV