BANYUWANGI - Mudik gratis rute Bali-Banyuwangi diminati para perantau. Kini kuota tempat duduk telah penuh. Total sekitar 400 kursi.
Mudik gratis tersebut merupakan program dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi. Ada delapan armada bus dan dua truk yang disiapkan.
"Baru sekitar dua pekan program ini diluncurkan, peminatnya sangat banyak. Bahkan sampai penuh," kata Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuwangi Ali Ruchi.
Ali merincikan, dari armada bus yang disiapkan berkapasitas masing-masing 50 tempat duduk. Sementara truk sengaja disiapkan untuk mengangkut sepeda motor milik pemudik.
Demi kesuksesan program ini, Dishub menggandengkan ikatan keluarga besar Banyuwangi (Ikawangi) Dewata untuk menjalankan program tersebut. Teknis pemberangkatan dan pengaturan tempat duduk akan dibantu oleh ikatan warga itu.
Para peserta mudik gratis ini, kata Ali, akan berangkat pada 19 April pukul 09.00 WITA. Mereka berangkat dari Lapangan Renon di Denpasar, Bali secara bersama-sama.
"Nanti di Banyuwangi turunnya ada di beberapa titik. Ada yang turun di Jajag, yang paling jauh ada di Kalibaru. Maka dari itu, nanti sebelum berangkat ditata dulu supaya enak," lanjutnya.
Menurut Ali, mudik gratis dengan rute Bali-Banyuwangi merupakan program rutin yang digelar Pemkab Banyuwangi menjelang Lebaran. Jumlah armada yang diterjunkan untuk menjemput para pemudik sama setiap tahunnya.
"Tahun lalu juga sama. Sempat berhenti tahun 2020 dan 2021 karena ada larangan mudik akibat Covid-19," tambahnya.
Mudik gratis ini, lanjut Ali, untuk memfasilitasi warga Banyuwangi agar dapat pulang ke kampung halaman dengan aman dan nyaman. Dengan mudik bersama naik bus, pemudik bisa terhindar dari risiko yang bisa muncul apabila mereka pulang naik sepeda motor.
"Karena ini program rutin tiap tahun, teman-teman di Banyuwangi memang mengharapkan. Buktinya, kuota langsung terpenuhi tak lama setelah pendaftaran kami buka," lanjut.
Untuk dapat ikut dalam program mudik gratis itu, peminat hanya perlu menunjukkan kartu identitas yang menunjukkan bahwa dirinya warga asli Banyuwangi. Akan lebih mudah, kata Ali, apabila warga tersebut juga tergabung dalam Ikawangi Dewata.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Bahrullah |
Komentar & Reaksi