SUARA INDONESIA BANYUWANGI

Tujuh Tahun Terakhir, KDRT di Banyuwangi Capai 276 Kasus

Muhammad Nurul Yaqin - 29 November 2023 | 18:11 - Dibaca 2.82k kali
News Tujuh Tahun Terakhir, KDRT di Banyuwangi Capai 276 Kasus
Ilustrasi KDRT. (Foto: Pixabay).

BANYUWANGI, SUARA INDONESIA – Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) mencatat, kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mencapai 276 kasus dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir. Sejak 2017 - November 2023.

KDRT ini meliputi kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, dan penelantaran. Kasus paling mendominasi yakni kekerasan fisik yang menimpa perempuan dan anak. Selama tujuh tahun, jumlahnya mencapai 152 kasus.

Kasus tertinggi kedua adalah kekerasan psikis sebanyak 85 kasus, penelantaran 37 kasus, dan kekerasan seksual perempuan dan anak 13 kasus.

Kadinsos PPKB Banyuwangi, Henik Setyorini menyebut, kasus KDRT tertinggi terjadi di tahun ini. Sepanjang Januari – November 2023 jumlahnya mencapai 54 kasus. Tertinggi kedua terjadi pada tahun 2020 mencapai 51 kasus.

“Terjadinya KDRT ini didominasi munculnya permasalahan ekonomi dalam keluarga. Kondisi itu kerap membuat salah satu pihak tersulut emosi,” jelas Henik kepada suaraindonesia.co.id, Rabu (29/11/2023).

Dia mencontohkan, akibat masalah ekonomi, salah satu pasangan bekerja ke luar negeri atau bekerja di tempat yang jauh, sehingga membuat pasangan tersebut berada di tempat terpisah.

Setelah terpisah cukup lama, membuat hubungan kurang harmonis. Di saat pasangan yang bekerja di tempat yang jauh pulang ke rumah, kondisi di rumah tidak sesuai yang diharapkan. 

Sehingga muncul kecurigaan dari salah satu pihak. Dari situ biasanya terjadi pertengkaran dan cekcok. Kemudian dilampiaskan dengan tindakan verbal atau fisik. 

"Terus juga tidak menutup kemungkinan orang ketiga. Selanjutnya ada juga yang karena anak. Tetapi paling banyak karena ekonomi awalnya," katanya.

Untuk mengatasi itu, Dinsos PPKB Banyuwangi berusaha melakukan sederet sosialisasi kepada para ibu rumah tangga. Salah satunya melalui program Ruang Rindu (Ruang Pemberdayaan dan Perlindungan Ibu dan Anak). 

Selain Ruang Rindu ada juga program Bengkel Sakinah yang dibentuk tim penggerak PKK, bertujuan menekan angka KDRT di Banyuwangi.

Tak cukup sampai di situ, Dinsos PPKB Banyuwangi turut merangkul organisasi perempuan seperti Fatayat NU hingga Muslimat NU, untuk selalu melaksanakan edukasi akan pentingnya mencegah KDRT.

"Kebetulan ketika saya diundang menjadi narasumber di kegiatan apapun itu, selalu kami sisipkan terkait dengan kekerasan seksual, kekerasan pada anak, termasuk isu sosial juga kita sampaikan. Guna mencegah adanya KDRT," cetusnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV