SUARA INDONESIA, BANYUWANGI - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Jawa Timur mendorong Banyuwangi menjadi pusat ekonomi baru di Jatim. Kemenkeu menilai bahwa Banyuwangi sangat berpeluang besar menjadi motor ekonomi regional.
Bukan tanpa alasan, Kemenkeu melihat semakin kesini perkembangan Banyuwangi kian pesat dari segala sisi. Terutama potensi yang sudah ada.
Dengan infrastruktur yang lengkap, keberadaan pelabuhan, tambang emas, dan pabrik kereta api terbesar di Asia Tenggara, Banyuwangi telah mengemas sumber daya alamnya menjadi destinasi wisata kelas dunia. Alasan itu yang menjadi dasar Banyuwangi diproyeksikan menjadi pusat perekonomian di Jatim.
Rencana besar ini telah dibahas bersama oleh Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Timur bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Badan Pusat Statistik(BPS), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan HIMBARA Jatim bersama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi.
Mereka menyelenggarakan kegiatan Public Sector Leaders Forum On East Java Economic Prospect 2024 di Blambangan Ballroom eL Hotel Banyuwangi dengan mengambil tema membedah Arah, Potensi, dan Peran Ekonomi Banyuwangi dalam Perekonomian Jawa Timur menuju Indonesia Emas 2045, Kamis (25/7/2024).
Sigit Danang Joyo Kepala Kantor Wilayah Direktorat Pajak Jawa Timur I Selaku Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Timur mengatakan Banyuwangi dipilih karena memiliki sumber daya pembangunan yang lengkap.
“Banyuwangi mempunyai sumber daya pembangunan yang luar biasa, sehingga kami pertimbangkan dan memilihnya sebagai tempat pelaksanaan Forum ini” ujar Sigit.
Selanjutnya jalan tol yang dibangun bisa menyambungkan seluruh wilayah besuki, sehingga ada efektivitas moda transportasi dan Banyuwangi akan menjadi porosnya, serta geothermal yang ada, kesemuanya akan menjadi andalan dukungan Komplek Industri dan menjadi nilai tambah investor untuk masuk berinvestasi terkait adanya energi bersih.
Pariwisata Banyuwangi menjadi andalan, dan bisa naik kelas karena adanya hotel berbintang yang menunjang. Bank Indonesia akan mempromosikan untuk para investor agar masuk di Banyuwangi dengan unggulan unggulan yang dimiliki.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani bercerita tentang keberhasilan Kabupaten Banyuwangi yang selama 13 tahun begitu cepat berhasil membangun daerahnya dengan menyediakan berbagai fasilitas infrastruktur, penghasil produk dari berbagai sektor yang dikenal secara nasional dan internasional, serta menjadikan Banyuwangi menjadi dikenal masyarakat dari objek pariwisata yang lengkap dengan sarana penunjangnya.
"Alhamdulillah dari yang dikenal sebagai kota santet, kami bisa merubah diri menjadi Banyuwangi yang dicintai masyarakat karena pembangunan dan pariwisatanya,” ujar Ipuk.
Bupati berharap dari kegiatan pertemuan ini bisa mengangkat potensi Banyuwangi dalam menggerakkan dan mendukung perekonomian Jawa Timur, serta secara nasional dalam berkontribusi membangun perekonomian Indonesia.
Bupati Ipuk juga berkomitmen agar pembangunan ekonomi Banyuwangi menyumbang pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Indonesia.
Bupati juga menyampaikan tentang capaian dan rencana Banyuwangi ke depan, mulai infrastruktur, sumber daya ekonomi, serta tidak kalah pentingnya pembangunan SDM. Melalui kegiatan ini Bupati.
"Kami berharap masukan, saran, dan supervisi dari peserta forum agar dalam pelaksanaan pembangunan bisa sesuai dengan arah dan tujuan perekonomian yang ingin dicapai yang ujungnya adalah bisa menaikkan kemakmuran masyarakat khususnya di Kabupaten Banyuwangi," tegasnya.
Sebagai informasi dalam turut dihadiri Petrus Endria Effendhi Asisten Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Mohammad Mufid Kepala OJK Jember, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur Zulkipli, dan Fitri Rosi Septiana Kepala Divisi Edukasi Hubungan Masyarakat dan Hubungan Lembaga dari LPS.
Pejabat Kementerian Keuangan lainnya yang hadir antara lain Agustin Vita Avantin Kakanwil DJP Jawa Timur II, Tri Bowo Kakanwil DJP Jawa Timur III, Untung Basuki Kakanwil DJBC Jawa Timur I, Agus Sudarmadi Kakanwil DJBC Jawa Timur II, Taukhid (Tenaga Pengkaji Bidang Perbendaharaan), Dudung Rudi Hendratna Kakanwil DJKN Jawa Timur, Piotun Ketua Tim Sekretariat Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Timur, serta dari jajaran para pejabat eselon III lainnya.
Peserta dari Lembaga Keuangan adalah HIMBARA Jatim yang dihadiri oleh para CEO Bank Mandiri, BRI, BTN, BNI, serta dari Pimpinan Bank Jatim dan Bank Syariah Indonesia Jawa Timur. Hadir dari Civitas Akademika Prof. Rudi Purwono dari FEB Universita Airlangga, dan Prof Mohtar Rasyid dari Universitas Trunojoyo sebagai Local Expert Kemenkeu Jawa Timur.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi