BANYUWANGI, Suaraindonesia.co.id - Halaman kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi dipadati pengunjung pada Sabtu malam (17/6/2023). Pasalnya, malam itu merupakan hari terakhir Pameran Banyuwangi Jaman Bengen. Pengunjung sangat antusias datang menyaksikan pameran benda purbakala dan melihat panggung hiburan sambil mengisi waktu akhir pekan.
Acara turut dimeriahkan oleh penampilan 3 kelompok finalis lomba Teater Osing (Celathu) sekaligus pengumuman juara. Para dewan juri menilai berdasarkan beberapa kriteria yaitu kesesuaian dengan tema, penguasaan karakter peran serta penyajian cerita. Lomba ini merupakan salah satu upaya untuk nguri-nguri Bahasa Osing agar tetap lestari di kehidupan masyarakat.
Sebanyak 5 dari 10 kelompok Lomba Teater Osing dinyatakan sebagai juara 1, 2, 3, harapan 1 dan 2. Juara harapan 2 diraih oleh Grup Merah Putih 45 dengan judul "Wasiat Pusaka Purbakala". Juara harapan 1 diraih oleh Grup Rondo Koneng dengan judul "Selikur Setengah". Juara 3 dimenangkan oleh Grup Taruna Budaya dengan judul " Sing Bahaya tah Ngingu Tuyul?." Juara 2 dimenangkan oleh Grup Patra Suprajen dengan judul "Rondo Royal". Grup Poro Bongkil yang membawakan judul "Kelopo Kere" berhasil menyabet juara 1.
Malam semakin seru dengan diadakannya lelang barang-barang antik seperti setrika arang, guci kuno, standing lampu, hingga koin-koin kuno. Pengunjung pun terlihat antusias dan saling bersaing mengikuti lelang demi mendapatkan barang antik.
Diiringi dengan alunan musik dari kelompok Youngster Accoustic dan Pewangi Accoustic, acara penutupan Pameran Banyuwangi Jaman bengen sukses berlangsung secara meriah. Acara ini merupakan agenda tahunan yang bertujuan untuk sarana edukasi dan literasi. Selain itu, melalui pameran ini pula ekosistem perdagangan barang antik di Banyuwangi dapat dipupuk.
Plh Kadisbudpar Choliqul Ridha menyampaikan apresiasi kepada panitia serta kepada Komunitas Banyuwangi Antik atas dukungannya dalam menyukseskan acara ini. Kedepannya diharapkan dapat terjalin hubungan yang semakin menguntungkan antara sektor pariwisata dan sektor perniagaan barang antik di Banyuwangi.
"Acara ini kedepannya akan kita konsep semakin membaik lagi, karena melihat antusias masyarakat saat mengunjungi pameran ini sangat banyak. Tentunya ini merupakan wadah edukasi yang tepat memperkenalkan kepada anak kita mengenai benda-benda kuno yang memiliki sejarah tentunya," kata Ridha.
Perputaran ekonomi pada UMKM yang turut meramaikan acara ini pun ludes. Mulai dari merchandise, kopi, pecel, jamu, gorengan, hingga makanan kekinian pun terjual semua.
Penjual Kopi Banyuwangi Mocca, Vian merasa bangga dengan diselenggarakannya kegiatan-kegiatan seperti ini. Ia mengaku sangat merasakan manfaat secara langsung.
"Kami sangat terbantu dengan kegiatan seperti ini. Manfaat yang kami terima terasa secara langsung. Pengunjung pun bisa menikmati produk kami sambil menikmati panggung hiburan yang telah disediakan," ungkap Vian.
Pameran Banyuwangi Jaman Bengen sukses digelar selama sepekan mulai 11-17 Juni 2023. Masyarakat yang mengunjungi pun dari berbagai kalangan mulai dari pelajar hingga umum memadati semua booth yang tersedia. Tak jarang dari mereka mengabadikan momen-momen unik untuk koleksi pribadi di galeri handphonenya.
Kosplay Mbah Dok pada film KKN di Desa Penari pun berhasil menyita perhatian para pengunjung. Tak jarang mereka mengabadikan momen foto bersama dengan Mbah Dok yang diperankan oleh seniman Cak Mamet asal Alas Malang. Ia mengaku antusias dengan kegiatan Banyuwangi Jaman Bengen.
"Terimakasih saya sampaikan kepada semua yang terlibat di Kegiatan Banyuwangi Jaman Bengen yang sudah memberikan ruang kepada saya selaku kosplay Mbah Dok seperti yang saya perankan. Tradisional yang saya bawakan pun masih masuk dengan penggambaran tempo dulu. Semoga kedepan bisa turut meramaikan lagi," imbuh Cak Mamet.
Selain Cak Mamet, kosplay tokoh Badarawuhi pun dihadirkan di penutupan Banyuwangi Jaman Bengen. Ia adalah Ivvete, merupakan mahasiswi asal Kota Manado, Sulawesi Utara yang tergabung dalam program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri untuk dapat belajar seni dan budaya di Banyuwangi selama 2 bulan bersama 9 teman lainnya yang berasal dari 9 negara.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Bahrullah |
Komentar & Reaksi