SUARA INDONESIA, BANYUWANGI – DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Banyuwangi menargetkan 30 ribu suara untuk memenangkan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 1, Ipuk Fiestiandani-Mujiono, dalam Pilkada 2024.
Target ini disampaikan Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPW PKS Jatim, Mashuri Harianto, pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kantor PKS Banyuwangi, Minggu (6/10/2024) kemarin.
Mashuri menegaskan, kekompakan kader PKS menjadi kunci mencapai target tersebut. "30 ribu suara yang diperoleh dalam pemilu legislatif harus dimobilisasi untuk memenangkan Ipuk-Mujiono," ujarnya.
Menurut Mashuri, kemenangan Ipuk-Mujiono adalah tanggung jawab bersama kader, yang harus bekerja keras merealisasikan target tersebut. Kekompakan dan strategi lapangan sangat diperlukan.
Acara tersebut juga dihadiri calon Bupati Ipuk Fiestiandani. Dalam sambutannya, Ipuk mengapresiasi dukungan penuh dari PKS Banyuwangi. Ia menekankan pentingnya kerjasama untuk membangun daerah.
"Saya berterima kasih kepada PKS Banyuwangi atas dukungannya. Dengan soliditas dan dukungan penuh, kita akan melanjutkan program pembangunan yang sudah berjalan," kata Ipuk.
Salah satu fokus Ipuk adalah meningkatkan ekonomi kerakyatan yang sudah mulai dibangun. Ia menyebut pertumbuhan ekonomi Banyuwangi sudah mencapai 8 persen dalam 3,5 tahun terakhir.
Ipuk berkomitmen mendorong pertumbuhan ekonomi di periode kedua kepemimpinannya. "Kami akan bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tegasnya.
Ketua DPD PKS Banyuwangi, Faisol Aziz, menyatakan PKS siap all-out memenangkan Ipuk-Mujiono. Menurutnya, strategi telah dipersiapkan untuk meraih dukungan masyarakat.
"Kami yakin dengan kerja keras, target 30 ribu suara ini bisa tercapai. Kader PKS siap turun langsung, mengajak dialog dengan masyarakat," ujarnya.
Acara peringatan Maulid Nabi juga dirangkai dengan santunan anak yatim, memperkuat ikatan antara PKS dan masyarakat, serta memberi keberkahan bagi semua yang hadir.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi