BANYUWANGI - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menghimbau kepada Warga untuk mewaspadai dampak fenomena iklim La Nina yang diprediksi akan melanda Kabupaten Banyuwangi.
Prakirawan BMKG Banyuwangi Yustoto Windiarto menerangkan, La Nina merupakan fase dingin di Pasifik yang berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia. Termasuk di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur juga terkena dampak fenomena tersebut.
Kata dia, La Nina dapat memicu curah hujan bulanan yang jauh lebih tinggi dibandingkan kondisi normal, sehingga dapat berpotensi terjadinya banjir maupun tanah longsor.
"Untuk itu kita menghimbau kepada masyarakat Banyuwangi untuk mempersiapkan diri khususnya di daerah dataran tinggi yang berpotensi terjadinya longsor. Juga daerah-daerah cekungan, karena daerah cekungan rawan terjadinya banjir. Banjir tersebut disebabkan karena luapan sungai, itu tetap harus diwaspadai," ujarnya kepada media, Kamis (22/10/2020).
Lebih jauh ia menyampaikan, meningkatnya curah hujan akibat fenomena La Nina itu bisa berkisar antara 20 sampai 40 persen.
"La Nina sudah berlangsung saat ini akan tetapi masih lemah, kemudian nanti menguat lagi berada pada kisaran Desember hingga Maret 2021," ucapnya.
Selain fenomena La Nina, BMKG juga menghimbau kepada warga mengingat kondisi cuaca di Banyuwangi sudah masuk pada musim pancaroba yakni peralihan dari musim panas ke musim hujan.
"Hal yang perlu diwaspadai yaitu terjadinya pertumbuhan awan kumulus yang dapat mengakibatkan terjadinya hujan lebat, petir, angin kencang dan puting beliung," tandasnya saat ditemui di Stasiun BMKG Kelas III Banyuwangi. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : |
Komentar & Reaksi