BANYUWANGI- Puluhan Bangunan di kawasan Pasar Sraten, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi mengalami kerusakan usai diterjang angin kencang, Jumat (5/2/2021) sore.
Kejadian ini juga viral di media sosial. Warga mengira insiden yang merusak puluhan bangunan tersebut merupakan angin puting beliung.
Kepala Desa Sraten Rahman Mulyadi membenarkan jika peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB.
"Angin itu datang secara tiba-tiba, dan merusak bangunan. Musibah alam ini diperkirakan ada setelah 20 bangunan yang rusak, mulai atap genteng asbes, berterbangan," bebernya saat dikonfirmasi.
Melihat sejumlah kerusakan yang ditimbulkan, pihaknya berharap ada kepedulian dari semua pihak. Meskipun kini pihak Pemdes masih memiliki langkah dana sosial dari eks dana PNPM, untuk mendatangkan asbes sebanyak 50 buah.
"Musibah alam ini tidak bisa diprediksi manusia, saya dengan hormat semua masyarakat punya hak memberikan bantuan," ujarnya.
Rahman menyebutkan setidaknya ada dua warga yang mengalami luka-luka akibat terseret angin, dan korbannya sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Eka Muharam menegaskan bahwa insiden yang menerjang wilayah Desa Sraten itu bukan angin puting beliung, tetapi angin kencang.
"Itu bukan angin puting beliung, tapi angin kencang. Fenomena ini biasa terjadi pada musim hujan, seringkali sebelum dan pada hujan tiba," tegasnya.
Eka menyebut jika tingkat kerusakan dari insiden itu tidak terlalu parah, dan cakupannya kecil, sehingga tidak bisa dijadikan parameter, dan tidak bisa ditetapkan sebagai status tanggap darurat.
"Jadi Pemerintah setempat untuk melakukan penanganan, dengan koordinasi dengan Kecamatan Cluring untuk bisa memobilisasi sumberdaya, dengan membantu kerusakan, kerugian, di lokasi angin kencang," ucapnya.
"Misal tidak mampu, bisa kita dukung dari kabupaten. Jadi kita tetap memberdayakan masyarakat setempat karena lingkupnya kecil," sambung Eka. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : |
Komentar & Reaksi