BANYUWANGI - Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi), melalui para dosen terbaiknya terus berinovasi membantu mengatasi persoalan di masyarakat lewat program pengabdian.
Kali ini sejumlah dosen Poliwangi memberikan solusi kepada puluhan kelompok tani dan peternak kambing yang dinaungi oleh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Genteng, tentang cara memanfaatkan limbah ternak menjadi lebih bernilai ekonomis.
Setidaknya ada tiga dosen Poliwangi yang terlibat aktif dalam kegiatan tersebut. Mereka adalah Aldy Bahaduri Indraloka, Indira Nuansa Ratri dan Karina Meidayanti.
"Kita disini memberikan pelatihan kepada peternak kambing bagaimana membuat pupuk dari kotoran hewan (kohe) berbasis mesin penggiling," kata Indira, Kamis (1/9/2022).
Menurut Indira, program pelatihan menyasar para peternak, karena pihaknya melihat potensi pengembangan ternak kambing di BPP Genteng sangat menjanjikan.
"BPP Genteng mempunyai beberapa fasilitas penunjang untuk usaha ternak yang sudah dikerjakan. Seperti rumah hewan, rumah pengolahan susu kambing serta lahan budidaya dan juga greenhouse," bebernya.
Namun, kata Indira, limbah ternak yang berupa kotoran kambing di BPP Genteng hanya dibiarkan terbuang tanpa ada pemanfaatan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga menimbulkan bau dan mencemari lingkungan.
"Bau menyengat yang ditimbulkan dari kotoran ternak akan mengganggu pernafasan dan menyebabkan gangguan kesehatan apabila tidak dikelola dengan baik," ungkapnya.
Terlebih, masih kata Indira, sampai saat ini pemanfaatan kotoran ternak kambing sebagai pupuk belum dilakukan oleh masyarakat secara optimal. Alasannya peternak kurang mengenal teknologi pengolahan limbah ternak.
Keterbatasan pengetahuan dan peralatan di BPP Genteng dalam proses pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk yang bermanfaat dan memiliki nilai jual ini, menjadikan kotoran hewan di BPP Genteng hanya dibakar dan menjadi sampah yang tidak terpakai.
Sehingga berangkat dari persoalan tersebut, sejumlah dosen Poliwangi yang tergabung dalam tim pengabdian kepada masyarakat itu, hadir membantu.
"Perlu dicari suatu metode yang sederhana dan tepat guna dalam memanfaatkan bahan-bahan yang mudah ditemukan supaya peternak lebih mampu untuk mengolah limbah yang ada. Adapun solusi yang kita berikan dengan pemanfaatan limbah ternak untuk dijadikan pupuk Kohe," bebernya.
Indira menjelaskan, pupuk kohe (kotoran hewan) merupakan pupuk organik dipandang dapat memberikan kontribusi yang baik bagi peningkatan produksi pertanian dari sisi ekonomi maupun lingkungan.
"Pemanfaatan limbah peternakan (kotoran ternak kambing) sebagai pupuk organik menjadi cara yang sangat tepat untuk mengatasi kenaikan harga pupuk dan menjadi alternatif yang baik dalam meningkatkan penghasilan masyarakat," tukasnya.
Indira mengatakan, aspek penting solusi yang diberikan tim pengabdian mulai melakukan sosialisasi pembuatan pupuk kohe, praktik dan pelatihan pengolahan kotoran hewan menjadi pupuk organik (pupuk Kohe).
"Kami juga memberikan hibah mesin penggiling kotoran hewan yang dapat digunakan oleh petani maupun peternak yang dinaungi oleh BPP Genteng. Terakhir kita beri pelatihan manajerial dan analisis usaha untuk komersialisasi produk (hasil pupuk) yang telah dilakukan dan dihasilkan dari hibah mesin sebelumnya," tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Bahrullah |
Komentar & Reaksi