SUARA INDONESIA BANYUWANGI

Gandeng OJK, Zulfikar Beberkan Pentingnya Literasi Keuangan Digital

Muhammad Nurul Yaqin - 11 June 2023 | 16:06 - Dibaca 741 kali
Ekbis Gandeng OJK, Zulfikar Beberkan Pentingnya Literasi Keuangan Digital
Penyuluhan literasi keuangan digital yang dilakukan Anggota Komisi XI DPR-RI Zulfikar Arse Sadikin bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Minggu (11/6/2023). (Foto: Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

BANYUWANGI, Suaraindonesia.co.id - Anggota Komisi XI DPR-RI Zulfikar Arse Sadikin bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong perluasan akses keuangan bagi masyarakat melalui pengembangan digitalisasi yang dibarengi dengan edukasi dan literasi. 

Hal ini untuk mewujudkannya mendukung pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Oleh karenanya, mereka gencar turun ke masyarakat untuk menggelar kegiatan edukasi.

Kali ini kegiatan melek keuangan digital dihelat di Banyuwangi, Jawa Timur. Berpusat di Aula Serba Guna DPD Partai Golkar Banyuwangi, Minggu (11/6/2023).

Kegiatan bertajuk "Partisipasi Masyarakat Dalam Meningkatkan Literasi Keuangan Digital untuk Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Banyuwangi" itu, dihadiri ratusan warga.

Bang Zul sapaan akrab Zulfikar Arse Sadikin menyampaikan, uang digital kini bukanlah hal baru yang ditemui di Indonesia. Uang digital bahkan kini ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Baik pada transaksi jual beli, transfer, utang-piutang ataupun aktivitas lainnya. Semua bisa dilakukan dengan cara mudah lewat smartphone.

Namun keuangan digital ibarat dua sisi mata koin. Ada keuntungan karena lebih praktis, namun ada hal negatif yang harus tetap diwaspadai.

"Sehingga tujuan kegiatan ini adalah mengajak masyarakat Banyuwangi lebih mengerti keuangan digital. Agar tau bagaimana memanfaatkannya dan mengetahui sisi negatif yang harus diwaspadai," kata Bang Zul.

Secara manfaat, Politisi Golkar ini menyebut, kehadiran uang digital sangat membantu para pelaku usaha kecil menengah. Utamanya dalam urusan sarana permodalan.

"Saat ini banyak keuangan digital yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Banyuwangi untuk mengakses permodalan," ujarnya.

Kini banyak platform yang bermunculan. Oleh karenanya masyarakat haruslah selektif. Caranya memilih platform yang legitimasinya jelas dan terdaftar OJK.

"Tentunya hal ini harus dilakukan dengan bijak, aman dan nyaman khususnya bagi masyarakat Banyuwangi," bebernya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Sub Bagian Pengawasan IKNB dan Pasar Modal Kantor OJK Jember, Aditia Soelaksono juga memberikan penjelasan.

Diantaranya tentang Penawaran Efek layanan urun dana berbasis teknologi informasi/Securities crowdfunding (SCF).

"SCF merupakan sistem pendanaan alternatif dengan proses cepat, mudah dan murah bagi kalangan generasi muda dan UKM yang belum mengenal sistem bank dalam mengembangkan usahanya," beber Aditia.

Ia pun turut mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih layanan keuangan digital. Seperti pinjaman online misalnya.

Menurutnya ada cara mudah untuk mengenali pinjol ilegal. Diantaranya tidak memiliki izin resmi, pemberian pinjaman sangat mudah, akses seluruh data di ponsel, bunga/biaya pinjaman/denda tidak terbatas. 

Ancaman teror, penghinaan, pencemaran nama baik, dan penyebaran foto/video. Termasuk identitas pengurus dan alamat kantor tidak jelas, serta penawaran via saluran komunikasi pribadi tanpa izin.

"Bila menemukan platform yang seperti itu maka harus dihindari," ujarnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV