SUARA INDONESIA BANYUWANGI

Cuan Berlimpah! Pedagang Lato-lato di Banyuwangi Raup Omzet Rp 300 - Rp 600 Ribu per Hari

Muhammad Nurul Yaqin - 10 January 2023 | 12:01 - Dibaca 2.61k kali
Ekbis Cuan Berlimpah! Pedagang Lato-lato di Banyuwangi Raup Omzet Rp 300 - Rp 600 Ribu per Hari
Pedagang lato-lato di Jalan Raya Sawi Wiwit, Kelurahan Temenggungan, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Muhajir (64). (Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

BANYUWANGI - Permainan lato-lato masih viral di beberapa daerah termasuk di Kabupaten Banyuwangi. Tak hanya dimainkan oleh anak-anak, permainan itu juga digemari orang dewasa.

Viralnya mainan masa kecil itu, berdampak positif terhadap pedagang mainan di Banyuwangi, khususnya yang menjual permainan tersebut.

Seorang pedagang lato-lato di Jalan Raya Sawi Wiwit, Kelurahan Temenggungan, Kecamatan Banyuwangi, Muhajir (64) mengaku sudah berjualan lato-lato sejak akhir Desember 2022 kemarin.

Meski belum genap sebulan berjualan, namun omzet yang didapatkannya lumayan tinggi. Dalam sehari ia bisa menjual puluhan lato-lato, dengan omzet sekitar Rp 300 hingga Rp 600 ribu per harinya.

"Baru berjualan saat momen Nataru kemarin, ramai-ramainya pembeli sih saat malam tahun baru," kata Muhajir, Selasa (10/1/2023).

Ia mematok harga satu buah lato-lato Rp 10 ribu. Puncaknya, Muhajir berhasil meraup untung cukup banyak saat malam tahun baru 2023 kemarin hingga mencapai Rp 600 ribu sehari.

“Kalau sebelum pergantian tahun itu bisa laku 60 lato-lato, kalau sekarang sudah agak turun. Sehari mampu 30 lato-lato yang terjual dengan omzet Rp 300 ribu," ujarnya.

Muhajir mengatakan, sebelum kedatangan Presiden RI Joko Widodo di Festival Tradisi Islam Nusantara di Banyuwangi pada Senin (9/1/2023). Memang ada kenaikan permintaan, namun tidak signifikan.

"Kemarin ada kenaikan, masih bisa laku sekitar 40 lato-lato. Kemungkinan sudah banyak yang punya, sehingga pembeli tidak seperti awal-awal berjualan," katanya.

Untuk memenuhi permintaan konsumen, ia menyiapkan stok 100 lato-lato yang disusun rapi pada lapaknya. Meski permintaan sudah berkurang, Muhajir tetap bersyukur. Karena permainan tempo dulu yang kembali viral ini, bisa mendatangkan rezeki tambahan.

"Alhamdulilah pendapatan bertambah. Hari-hari biasa seperti ini tidak kurang dari 30 lato-lato yang dibeli konsumen," ungkapnya.

Muhajir sedikit mengenang permainan lato-lato ini. Ia menyebut, lato-lato merupakan permainan zaman dulu, pasalnya laki-laki kelahiran 1959 tersebut juga pernah memainkan lato-lato saat masih kecil. 

"Itu permainan zaman dulu, saya pernah main, tapi namanya bukan lato-lato, saya lupa namanya, dan juga ukurannya lebih besar," ujarnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV