BANYUWANGI - Tak lengkap rasanya kalau jalan-jalan di Banyuwangi, Jawa Timur, tak mengunjungi museum. Salah satu wisata museum yang bisa dikunjungi adalah Museum Blambangan.
Museum ini berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 78, Kelurahan Tamanbaru, Kecamatan Banyuwangi. Museum tersebut dikelola Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi.
Arkeolog sekaligus Kurator Museum Blambangan Banyuwangi, Bayu Ari Wibowo mengatakan, ada setidaknya 4.000 koleksi benda bersejarah di museum yang didirikan pada 1977 ini.
Di Museum Blambangan tersimpan rapi benda koleksi dari koleksi prasejarah, Hindu-Budha, peninggalan Islam hingga kolonial.
"Koleksi tertua dari zaman prasejarah antara 3.000 tahun silam, maka memasuki zaman megalitikum," kata Bayu, Selasa (28/3/2023).
Ada sejumlah koleksi unggulan Museum Blambangan seperti Lingga Yoni, kendi zaman Majapahit, Stupika, Materai dan Tablet.
Artefak Lingga-Yoni, misalnya, merupakan sarana pemujaan masyarakat Hindu Jawa Banyuwangi kepada Sang Hyang Widhi yang bermanifestasi sebagai Siwa dan Parwati. Artefak ini merupakan simbol dari kesuburan.
Kemudian Materai kuno berbentuk seperti kancing baju yang terbuat dari tanah liat. Di tengah benda tersebut terdapat tulisan mantra Budha sebanyak lima baris.
Mantra Budha tersebut ditulis dengan menggunakan aksara Jawa Kuno dan bahasa sansekerta.
"Biasanya dipakai untuk sarana pemujaan kepada sang Buddha. Itu ditemukan di wilayah Situs Klinting, Kecamatan Muncar, Banyuwangi," beber Bayu.
Menurutnya benda kuno tersebut merupakan barang bersejarah yang langka. Karena di Indonesia biasanya ditemukan di Borobudur dan Mojokerto.
"Memang jadi koleksi unggulan di museum ini karena jarang ditemukan di Indonesia. Rata-rata peninggalan bersejarah ini ditemukan di wilayah Banyuwangi selatan," ujarnya.
Ia mengatakan, masyarakat penting berkunjung ke museum untuk mengetahui bukti otentik dari legenda atau cerita yang dituturkan.
Di museum ini, masyarakat juga bisa menemukan pengetahuan-pengetahuan baru tentang sejarah Banyuwangi.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Bahrullah |
Komentar & Reaksi