SUARA INDONESIA BANYUWANGI

Ratusan Wisudawan Untag Banyuwangi Doakan Korban Kanjuruhan

Muhammad Nurul Yaqin - 15 October 2022 | 15:10 - Dibaca 1.85k kali
Pendidikan Ratusan Wisudawan Untag Banyuwangi Doakan Korban Kanjuruhan
Ratusan peserta wisudawan Untag Banyuwangi turut meluangkan waktu mendoakan korban tragedi Kanjuruhan, Sabtu (15/10/2022). (Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

BANYUWANGI - Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang termasuk dua aparat kepolisian menjadi duka mendalam bagi bangsa Indonesia. 

Sebanyak 274 wisudawan, rektorat, dosen hingga karyawan Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi, turut bersimpati.

Mereka meluangkan untuk doa bersama terhadap ratusan korban jiwa dari tragedi Kanjuruhan, saat acara Wisuda Sarjana XLIII atau ke 43, periode pertama tahun akademik 2022-2023 pada Sabtu (15/10/2022).

Rektor Untag Banyuwangi, Andang Subaharianto mengatakan, tragedi Kanjuruhan pasca pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 lalu, menjadi refleksi mendalam salah satunya bagi kalangan akademik.

Menurut Andang, tragedi Kanjuruhan tidak akan pernah terjadi jika tradisi yang terbentuk di masyarakat saling menghargai satu sama lain. 

"Kalau tradisi yang terbentuk di masyarakat itu menerima, jika kalah menjadi sesuatu yang wajar dalam sebuah permainan. Saya yakin tragedi Kanjuruhan tidak akan pernah terjadi," ungkapnya.

Belajar dari tragedi memilukan di Kanjuruhan, lanjut Andang, peran kampus menjadi penting dalam melahirkan generasi cerdas namun berhati lembut. 

Oleh karenanya, pembentukan karakter mahasiswa di akademik tidak hanya dibekali dengan penguasaan hard skill atau ilmu pengetahuan teknologi. Tetapi juga penguasaan soft skillnya atau mengolah hati.

"Kampus punya peran melahirkan generasi ke depan yang tidak pemarah. Selain menguasai ilmu pengetahuan teknologi, mereka punya kecakapan akademis yang tinggi tetapi hatinya lembut," cetusnya.

Andang menambahkan, tugas kampus atas tragedi Kanjuruhan juga harus mengambil peran dalam mengubah tradisi, mengubah kebudayaan yang baik di masa mendatang.

"Peran kampus sangat besar, karena kampus lah tempat kaum terdidik. Jadi orang-orang pintar di masyarakat itu sumbernya dari kampus. Harapannya generasi yang tercipta, generasi yang mampu menyeimbangkan antara hard skill dan soft skill," paparnya.

Andang melanjutkan, jika antara hard skill dan soft skill yang dimiliki generasi muda sudah seimbang. Mereka dapat melihat perbedaan serta bisa melihat hak orang lain untuk hidup.

"Kalau semua itu bisa diwujudkan, saya kira indah sekali. Karena kita tidak bisa hidup sendiri, kita juga tetap butuh tetangga dan tetangga juga punya hak hidup. Kalau seperti itu, saya kira kemakmuran yang bisa didapat," tutupnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV