BANYUWANGI, Suaraindonesia.co.id - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Dinas Sosial (Dinsos) Banyuwangi melakukan pendampingan untuk membantu penyembuhan trauma yang dialami seorang anak SMP korban perundungan. Selain korban perundungan, P2TP2A juga memberikan trauma healing pada keluarga korban.
"Karena yang mengalami trauma tak hanya korban bullying melainkan juga keluarganya. Sehingga keduanya kami berikan pendampingan masalah psikologisnya," kata Pendamping P2TP2A Dinsos Banyuwangi, Alizha Amalia Rohmana, Selasa (17/10/2023).
Tim P2TP2A telah melakukan kunjungan ke ruang rawat inap RSUD Blambangan, tempat korban dirawat. Menurut Ica, sapaan akrabnya, adapun trauma yang saat ini dirasakan korban yakni takut kejadian serupa terulang kembali.
Demikian juga yang dialami orang tua korban, mereka terus kebayang saat kejadian kekerasan fisik yang menimpa anaknya.
"Korban bullying dan keluarganya sama-sama memerlukan dukungan psikologis. Pendampingan ini dilakukan untuk membantu mengatasi trauma yang saat ini menghantui mereka," jelasnya.
Ica menambahkan, pendampingan dilakukan tidak hanya sampai disitu saja. Saat korban sudah dinyatakan sebuh pasca-operasi dan pemulihan di rumahnya, tim P2TP2A akan membawanya kembali ke RSUD Blambangan untuk melakukan tes psikologi dalam rangka menghilangkan traumanya.
"Tentunya kami akan melakukan yang terbaik demi menghilangkan trauma korban dan keluarganya. Jadi kami sudah menawarkan kepada keluarga korban, dan mereka siap kami dampingi," tegas Ica.
Tindakan Dinsos Banyuwangi ini menunjukkan perhatian serius terhadap isu perundungan dan dampak psikologis yang dapat memengaruhi korban dan keluarganya. Dukungan ini diharapkan dapat membantu korban dalam proses pemulihan mereka.
Diberitakan sebelumnya, kasus perundungan di sekolah kembali mencuat ke permukaan dengan kejadian tragis yang menimpa siswa SMP. Seorang siswa berusia 13 tahun di Banyuwangi, Jawa Timur, mengalami penganiayaan yang begitu brutal hingga mengalami patah tulang.
Insiden tersebut terjadi di SMPN 4 Banyuwangi. Korban diketahui berinisial R, menjadi sasaran utama perundungan dari teman sekolahnya. Kejadian ini terjadi pada Jumat, 13 Oktober 2023.
R diduga dianiaya sebanyak dua kali. Pertama di lingkungan sekolah dan kedua di luar sekolah. Terduga pelaku utama dalam perundungan tersebut diketahui berinisial B, teman seangkatan.
Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka parah dan harus menjalani perawatan intensif hingga operasi di RSUD Blambangan.
Hasil pemeriksaan medis, korban awalnya mengalami retak tulang di tangan kiri, setelah diperiksa kembali pergelangan tangan kiri korban ternyata patah. Lalu, sejumlah luka lain di beberapa bagian tubuh. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Danu Sukendro |
Komentar & Reaksi