SUARA INDONESIA BANYUWANGI

BRI Peduli: Kampung Bali Contoh Perlindungan Lingkungan di Tengah Kota Jakarta

Muhammad Nurul Yaqin - 06 October 2023 | 09:10 - Dibaca 1.44k kali
News BRI Peduli: Kampung Bali Contoh Perlindungan Lingkungan di Tengah Kota Jakarta
BRI ambil peran mendorong kelestarian lingkungan di Kampung Bali, Jakarta Pusat. (Foto: Dok. BRI).

JAKARTA, Suaraindonesia.co.id - Sungai yang bersih dan sehat merupakan aset berharga bagi kota Jakarta. Dalam upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan, masyarakat Jakarta telah bergotong royong dalam program bersih-bersih sungai yang bertujuan mengubah wajah sungai-sungai kota ini.

Berbagai kelompok masyarakat, warga sekitar, aktivis lingkungan, dan pemuda-pemudi Jakarta, telah aktif terlibat dalam kegiatan membersihkan sungai-sungai yang melintasi ibu kota ini. Termasuk stakeholder lainnya, seperti PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).

Salah satu contoh nyata dari upaya ini adalah Kampung Bali, Jakarta. Pemandangan di Lingkungan RW 03, Kelurahan Kampung Bali, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat ini telah mengalami perubahan yang signifikan. Perilaku masyarakat sekitar yang menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal secara bertahap menjadi kebiasaan baik yang diharapkan bisa menjadi kampung percontohan di tengah kota Jakarta.

Terwujudnya lingkungan sehat itu juga tidak luput dari peran BRI. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), bank pelat merah ini mengambil peran mendorong kelestarian lingkungan Kampung Bali Jakarta dengan berbagai program dan aktivitas yang bertujuan mendorong kesadaran warga dalam menjaga kebersihan lingkungan. 

Berbagai kegiatan dan penyaluran bantuan telah dilakukan di Kelurahan Kampung Bali antara lain penataan kawasan sungai/kali (Jaga Sungai Jaga Kehidupan), pelaksanaan program Bertani di Kota (BRINita), edukasi pengolahan sampah bagi warga (Yok Kita Gas), pelatihan dan pendampingan bagi pelaku Usaha, Kecil dan Menengah (UMKM) serta penyaluran bantuan infrastruktur lainnya dalam rangka penataan lingkungan sebagai kawasan percontohan unggulan.

Lurah Kampung Bali, Ety Kusmiyatu mengungkapkan, lokasi RW 03 Kampung Bali yang terletak di bantaran kali membuat warga setempat selalu membuang sampah ke sungai sehingga terjadi penumpukan sampah dan kondisi lingkungan yang tidak sehat. 

Penataan Kampung Bali berawal dari program pemerintah provinsi DKI Jakarta yang mewajibkan adanya kawasan unggulan di setiap kelurahan. Penetapan Kawasan Unggulan dilakukan dengan menerapkan sejumlah strategi dalam menata kota agar dapat berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat.

“Akhirnya perangkat lurah dan berembuk bersama warga memutuskan RW 03 Kampung Bali sebagai lokasi penataan untuk menjadi kawasan unggulan. Secara bertahap dengan dana seadanya kami menata wilayah ini, hingga akhirnya mendapat dukungan dari BRI Peduli,” ungkap Ety.

Berbagai aktivitas dan program dilaksanakan di Kampung Bali, antara lain melalui program “Jaga Sungai/Kali Jaga Kehidupan” BRI mengajak warga untuk melakukan pembersihan, pengerukan sungai dan membangun sejumlah sarana dan prasarana seperti taman, ruang terbuka hijau, dan area ramah anak, serta juga mengedukasi masyarakat mengenai pemeliharaan aliran sungai yang sehat yang bermanfaat bagi kehidupan.

Untuk menjaga kali tetap bersih, BRI melalui program “Yok Kita Gas” mengedukasi warga untuk dapat memilah sampah, baik organik dan anorganik. Sampah yang terkumpul dari pembenahan sungai tersebut dipilih dan dipisahkan antara sampah organik dan anorganik/plastik. Sampah organik yang sudah dipilah bisa dimanfaatkan untuk keperluan masyarakat seperti bahan pupuk kompos, tambahan pakan ternak, urban farming, bahkan bisa diolah menjadi biogas.

Sedangkan sampah anorganik akan dicacah menggunakan alat pencacah sampah yang BRI sediakan bagi masyarakat. Setelah sampah dicacah lalu dijual kepada pengumpul sampah dan masyarakat pun memperoleh uang. 

“Ada perubahan yang kami rasakan di sini. Sepanjang sungai sudah tertata rapi. Lingkungan lebih bersih dari sebelumnya dan pastinya secara bertahap masyarakat akan berubah. Yang penting itu kami bisa menjaga dan melanjutkan infrastruktur yang sudah diberikan BRI, supaya lingkungan di sini tetap bersih dan masyarakat secara konsisten merawat apa yang sudah kita laksanakan di sini,” imbuh Ety.

Terkait dengan hal tersebut, Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan bahwa persoalan sampah terus meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat kota hingga akhirnya masyarakat memilih membuang sampah ke sungai. 

“Program ini tidak hanya menata dan membenahi sungai agar menjadi asri dan lestari namun juga memberikan edukasi lingkungan sehat serta memberi solusi dalam mengatasi persoalan sampah dan menggerakan ekonomi masyarakat," ungkap Catur.

BRI terus mendorong dan mengedukasi masyarakat Kampung Bali untuk terus menjaga dan melestarikan lingkungan sehingga menjadi kampung percontohan di tengah kota dalam memelihara dan merawat lingkungan. 

Bersama sejumlah warga Kampung Bali, BRI melakukan giat “Bersih- bersih kali” dan “Gerakan Anti Sampah Yok Kita Gas” di Kampung Bali pada Jumat (29/09). Tercatat sebanyak 1.119 kg sampah terangkut, 2,74 KgE CH4 dan 6,78 kgE CO2 tereduksi.

Bantuan Urban Farming BRI Bantu Tekan Angka Stunting

Selain mengelola sampah dan menjaga kebersihan kali, BRI juga menyalurkan bantuan urban farming “BRInita” bagi warga Kampung Bali. BRInita merupakan konsep bertani dengan memanfaatkan lahan sempit di wilayah padat pemukiman.

Dalam program ini, BRI memberikan bantuan infrastruktur berupa pembangunan fisik seperti rumah tanaman (green house) yang dapat dimanfaatkan warga untuk menanam berbagai macam tanaman sayuran maupun obat-obatan. Hasilnya, warga Kampung Bali kini bisa memiliki Urban Framing yang menjadi wadah positif bagi warga untuk bertani dan mampu menghasilkan sumber makanan bergizi sehingga dapat menekan angka stunting.

Program ini juga didukung dengan pemberian pelatihan tentang budidaya tanaman hidroponik, pelatihan pembuatan pupuk organik cair vegetatif, pelatihan pengelolaan budidaya Ikan Nila edukasi tanaman Toga (Tanaman Obat Keluarga) dan pembentukan kelompok UMKM KWU Cibaget Lestari. 

Hasilnya, tercatat sudah 4 (empat) kali dilaksanakan kegiatan pelatihan dan telah dilakukan panen 20.5 kg hidroponik, 30 kg panen ikan nila, 918 liter panenan ekoenzim siap pakai, penanaman 200 tanaman Toga, olahan produk pertanian dan perikanan, packaging olahan produk serta terbentuknya 2 kelompok UMK. 

“Angka stunting di wilayah ini sudah turun dari 47 ke 22. Hasil dari urban farming kami salurkan untuk produk olahan dan kami jual. Begitu juga dengan budidaya ikan, sebagian kami olah untuk makanan, dan sebagian kami jual," jelas Ety.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Yuni Amalia

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV