SUARA INDONESIA BANYUWANGI

Padi Diserang Hama, Hasil Panen Petani di Banyuwangi Turun Drastis

Muhammad Nurul Yaqin - 16 May 2024 | 16:05 - Dibaca 1.98k kali
Ekbis Padi Diserang Hama, Hasil Panen Petani di Banyuwangi Turun Drastis
Ja’in (54), petani di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi melangsungkan panen padi. (Foto: Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

SUARA INDONESIA, BANYUWANGI - Hasil panen sejumlah petani padi di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi, turun drastis akibat serangan hama.

Petani setempat mengaku hanya bisa pasrah dengan kondisi yang mereka alami.

Ja’in (54), salah satu petani mengatakan, sebagian petani di Desa Tamansari sudah mulai melangsungkan panen padi.

Untuk awal musim di tahun 2024 ini, kata Ja’in, hasil panen di areal persawahannya kurang beruntung, mengalami penurunan produksi.

“Penyebabnya karena hama, seperti serangga, tikus, dan banyak lagi. Sehingga kualitas padi kurang normal,” ujarnya, Kamis (16/5/2024).

Ja’in menyebut, dari 6 ribu meter persegi areal sawah yang ditanami padi hanya mampu menghasilkan 2 ton karung berisi gabah.

“Biasanya kalau kondisi normal itu sekitar 4 ton gabah, sekarang turun 50 persen produksinya,” ungkapnya.

Menurut Ja’in, beberapa penyebab produksi padi berkurang, selain hama yakni kurangnya pemberian pupuk dan kualitas bibit.

“Pupuk subsidi susah carinya, kalau terus beli non-subsidi mahal, memberatkan petani, biaya jadi membengkak. Akhirnya, karena kekurangan biaya operasional, pemberian pupuk berkurang,” akunya.

Ja’in juga mengeluhkan harga gabah yang selalu turun disaat panen raya berlangsung. Lebih-lebih hasil panen padinya juga merosot.

Menurut Ja’in harga gabah di tingkat petani saat ini berkisar di Rp 6.500 per kilogram, mengalami kenaikan di hari sebelumnya dari Rp 5.500 per kilogram.

“Tapi nominal itu masih berada di bawah harga awal-awal panen, waktu itu sempat tembus Rp 7.500 per kilogramnya,” sebutnya.

Petani setempat berharap stabilitas harga gabah dari pemerintah, termasuk stok pupuk subsidi untuk petani agar bisa ditambah.

“Kami juga meminta pemerintah kurangi impor beras, kalau bisa jangan impor, semua penyerapan bisa langsung dari petani. Tapi dengan harga yang wajar,” pintanya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV