SUARA INDONESIA BANYUWANGI

Dinas Pertanian Sebut Harga Gabah di Banyuwangi Masih Aman

Muhammad Nurul Yaqin - 01 April 2021 | 15:04 - Dibaca 4.01k kali
Ekbis Dinas Pertanian Sebut Harga Gabah di Banyuwangi Masih Aman
Ilustrasi petani panen raya. (Foto: Suara.com).

BANYUWANGI- Pada panen raya saat ini, harga gabah di tingkat petani Banyuwangi cenderung menurun. Merosotnya harga gabah membuat petani khawatir tidak balik modal.

Menurut salah seorang petani di Desa/Kecamatan Licin, Muhammad Sholeh (62) mengatakan, saat ini harga gabah berkisar di Rp 4.200 per kilogramnya, sedangkan hasil panen sebelumnya harga gabah bisa sampai Rp 5.200 per kilogram.

"Paling rendah Rp 4.600. Kalau harga gabah sekarang Rp 4.200 per kilogram, petani masih kalah," curhat Sholeh.

Meski demikian, menurut Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Arief Setiawan, harga gabah di Banyuwangi masih aman, karena harga gabah sudah ada HPP nya (Harga Pembelian Pemerintah).

"Harga gabah sudah ada HPP nya, sangat disayangkan jika pemerintah tidak hadir di sana. Artinya kita tetap memantau harga gabah yang beredar di Banyuwangi. Khusus untuk Banyuwangi, sampai dengan hari ini saya tidak pernah mendengar harga gabah yang turun di bawah harga HPP atau Rp 4.200 rupiah," kata Arief, Kamis (1/4/2021).

Menurutnya, jika di daerah lain ada harga gabah yang jatuh di bawah HPP, itu disebabkan karena situasi dan kondisi yang terjadi sekarang ini. Seperti curah hujan tinggi, genangan air, banjir dan lainnya. Sehingga kualitas gabah menjadi rusak.

"Jadi kualitas gabahnya yang rusak, karena memang alam, bukan karena perlakukan pemerintah terhadap petani jelek, tidak seperti itu. Tetapi memang kualitas gabahnya yang jelek," terang Arief.

Arief menegaskan, khususnya di Banyuwangi harga gabah masih stabil. Bahkan, kata dia, Seminggu terakhir Badan Ketahan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian dan PT Pertani juga berkolaborasi menyerap gabah petani di Banyuwangi.

"Jadi Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Pusat itu melakukan aktivitas kerjasama dengan PT Pertani untuk serap gabah petani. Sehari bisa sampai 200 ton, dengan harga di atas HPP, Rp 4.250 rupiah sampai Rp 4.300 rupiah. Itu sudah dilakukan, sehingga kalau di Banyuwangi tidak ada masalah," ungkap Arief.

Arief juga menanggapi adanya informasi impor beras. Menurutnya kebijakan impor beras memang memberikan dampak kepada petani. Namun pada saat sekarang sudah tidak terlalu signifikan, dikarenakan Presiden RI sudah memutuskan untuk tidak melakukan impor.

"Di tengah informasi adanya impor beras, adanya kebijakan-kebijakan yang lain Bulog tidak mau menyerap katanya. Alhamdulilah di Banyuwangi tidak terjadi seperti itu, komunikasi kami dengan Bulog luar bisa, dan mereka masih menyerap gabah," katanya.

Arief juga membeberkan, jika hasil panen yang masih berlangsung hingga kini, Banyuwangi masih mengalami surplus seperti pasca panen di tahun 2020.

"Alhamdulilah Banyuwangi masih seperti yang lalu kita tetap surplus. Jadi untuk tahun 2020 saja surplus kita sudah mendekati 350 ribu ton beras. Sampai panen pada saat sekarang ini Banyuwangi masih surplus," pungkasnya. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV