BANYUWANGI, Suaraindonesia.co.id - Dugaan kasus perundungan yang terjadi di SMPN 4 Banyuwangi masih menjadi sorotan publik. Kabar yang beredar, terduga pelaku perundungan yang diketahui berinisial B (13), akan dikeluarkan dari sekolah atau drop out (DO).
Kabar tersebut ternyata tidak benar. Humas SMPN 4 Banyuwangi, Wilis Triana menampik isu tersebut. Menurutnya, hal itu hanya semacam gertakan untuk menimbulkan efek jera bagi siswa bermasalah.
"Itu bahasa biasa kami gunakan untuk memberi efek jera bagi siswa yang sering bermasalah. Supaya anak tidak mengulangi kegiatan yang melanggar aturan," kata Wilis kepada wartawan, Rabu (18/10/2023).
Pihak sekolah pun belum berpikir memberikan hukuman kepada siswa-siswa bermasalah tersebut. Sekolah masih berfokus melakukan pendampingan baik pada korban maupun terduga pelaku.
Hasil pengembangan polisi, kata dia, juga telah meminta keterangan kepada sejumlah saksi. Salah satunya yakni, siswa kelas IX yang diduga mengadu antara korban berinisial R (13) dengan B.
"Saat ini kita fokus pendampingan, kita kuatkan, semuanya itu anak kita. Supaya mentalnya tetap kuat dan yang paling utama tetap mau bersekolah," tegasnya.
Berdasarkan keterangan keluarga terduga pelaku, Hamzahnudin (44), apa yang menimpa R tidak sepenuhnya salah keponakannya. Menurut dia, ada pihak yang sengaja mengadu keduanya sehingga berkelahi.
Ia memiliki bukti video yang menunjukkan bahwa R dan B sengaja diadu oleh kakak kelasnya berinisial S (14) di hadapan teman-temannya, saat di belakang kelas VII di SMPN 4 Banyuwangi.
"Jadi ada bukti videonya mereka diadu, sudah saya serahkan ke polisi dan biar para penegak hukum yang mengatasi dengan petunjuk dari video itu nanti," ujar Hamzah.
Meski sudah masuk ke kepolisian, pihaknya berharap insiden ini dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Ia dan ibu dari B sudah sempat mendatangi keluarga R.
"Kami masih berharap persoalan tersebut diselesaikan dengan kekeluargaan," ucap paman B ini.
Diberitakan sebelumnya, kasus dugaan perundungan di sekolah kembali mencuat ke permukaan dengan kejadian tragis yang menimpa siswa SMP.
Seorang siswa berusia 13 tahun di Banyuwangi, Jawa Timur, mengalami penganiayaan yang begitu brutal hingga mengalami patah tulang.
Insiden tersebut terjadi di SMPN 4 Banyuwangi. Korban diketahui berinisial R, diduga menjadi sasaran utama perundungan dari teman sekolahnya. Kejadian ini terjadi pada Jumat, 13 Oktober 2023.
Ibu korban KY (43) menceritakan, R diduga dianiaya sebanyak dua kali. Pertama di lingkungan sekolah dan kedua di luar sekolah. Terduga pelaku utama dalam perundungan tersebut diketahui berinisial B, teman seangkatan.
Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka parah dan harus menjalani perawatan intensif hingga operasi di RSUD Blambangan.
Hasil pemeriksaan medis, korban awalnya mengalami retak tulang di tangan kiri, setelah diperiksa kembali pergelangan tangan kiri korban ternyata patah. Lalu, sejumlah luka lain di beberapa bagian tubuh. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi