BANYUWANGI- Pakan ternak menjadi kunci keberhasilan bagi para peternak sapi. Sayangnya, masih banyak peternak sapi di Kabupaten Banyuwangi yang masih menggunakan pakan ternak dari tumbuhan hijau. Sehingga mereka cukup kesulitan mendapat pakan ternak saat musim kemarau saat ini.
Berangkat dari situ, beberapa dosen Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat untuk membantu warga mengatasi kesulitan mendapatkan pakan di musim kemarau.
Mereka tergabung dalam sebuah tim untuk mengedukasi masyarakat di Lingkungan Wangkal, Kelurahan/Kecamatan kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, membuat pakan ternak murah dan mudah. Dalam pembuatannya, mereka memanfaatkan teknologi fermentasi pada limbah hasil pertanian.
Sosialisasi dilakukan dengan kehadiran tiga pemateri dari dosen Poliwangi, yang membidangi pemanfaatan pakan dari limbah pertanian itu. Masing-masing pemateri Dani Agung Wicaksono, S.E., M.M, Trias Ayu Laksanawati, S.T., M.T dan Salvian Setyo Prayitno, S.Pt., M.Pt.
Sedangkan sasaran kegiatan tersebut adalah Kelompok Tani Bina Lestari Kalipuro. Selain menjadi petani, peserta yang berjumlah 17 orang itu, sebagian besar juga menjadi peternak sapi.
Salah satu Dosen Poliwangi, Dani Agung Wicaksono menyebut, saat musim panen tebu dan jagung, banyak sekali limbah dari sisa panen tersebut dibiarkan oleh masyarakat di Lingkungan Wangkal.
"Selama ini masyarakat lingkungan wangkal dalam memanfaatkan limbah pertanian tersebut hanya untuk pakan sapi dimana jumlah yang dimanfaatkan masih sedikit," kata Dani, Sabtu (2/7/2022).
Sehingga, lanjutnya, sisa limbah pertanian yang tidak dimanfaatkan menjadi limbah yang mengakibatkan pencemaran bagi lingkungan, mengeluarkan bau tidak sedap dan tidak elok dilihat.
"Dari masalah tersebut kami berusaha untuk memberikan solusi bagaimana memanfaatkan limbah pertanian tersebut agar tidak mencemari lingkungan. Salah satunya dimanfaatkan menjadi pakan fermentasi untuk ternak sapi," urainya.
Dani menjelaskan, selain mengurangi pencemaran lingkungan pakan alternatif sebagai pengganti tumbuhan hijau. Pemanfaatan limbah pertanian dengan menggunakan bioteknologi, kaya akan manfaat untuk ternak sapi.
"Bisa menambah nafsu makan ternak, sehingga bobot ternak menjadi meningkat. Selain itu pakan fermentasi mampu bertahan jika disimpan selama 1 tahun. Hal ini dapat menjadi pakan alternatif di saat musim kemarau dan disaat tanaman tebu dan jagung belum panen," ungkapnya.
Tak sebatas sosialisasi, para dosen terbaik Poliwangi itu juga mengajarkan masyarakat cara mengolah pakan fermentasi untuk ternak sapi. Pihaknya juga menghibahkan mesin untuk mengolahnya.
"Alhamdulilah para peternak sapi di Lingkungan Wangkal sangat senang dan antusias dalam mengikuti program ini. Karena mereka mendapatkan ilmu dan pengalaman yang baru. Harapan kami ilmu yang telah disampaikan dapat diterapkan secara berkelanjutan dengan memanfaatkan alat yang telah kami hibahkan untuk kegiatan tersebut," tutup Dani. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi