SUARA INDONESIA BANYUWANGI

Ritual Bubak Bumi, Pj Sekda: Petani Banyuwangi Ngalap Berkah Awali Musim Tanam

Muhammad Nurul Yaqin - 30 September 2024 | 13:09 - Dibaca 462 kali
News Ritual Bubak Bumi, Pj Sekda: Petani Banyuwangi Ngalap Berkah Awali Musim Tanam
Ritual bubak bumi di Dam Karangdoro, Tegalsari, Banyuwangi. (Foto: Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

SUARA INDONESIA, BANYUWANGI - Pelaksanaan ritual tradisi Bubak Bumi berlangsung meriah di Dam Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Senin (30/9/2024). Acara yang dihadiri oleh ratusan petani dari berbagai daerah ini menandai dimulainya musim tanam baru dengan harapan akan keberkahan dan kelancaran dalam bertani.

Sejumlah tamu undangan hadir dalam acara syukur menjelang masa tanam. Antara lain, 275 perwakilan dari Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) se Kabupaten Banyuwangi, Dandim 0825 Letkol (Arh) Joko Sukoyo, Forkopimda, Penyuluh Pertanian, dan lainnya.

Pj Sekda Banyuwangi, Guntur Priambodo, mengungkapkan, Bubak Bumi adalah tradisi penting bagi petani di Kabupaten Banyuwangi. Menurut Guntur, ritual tersebut bukan hanya sekadar kegiatan, tetapi juga simbol solidaritas dan kerjasama antar petani.

“Tradisi ini, merupakan kearifan lokal yang dijaga turun temurun. Pelaksanaannya yang jatuh pada Senin Kliwon setiap tahunnya, diharapkan dapat membawa berkah bagi para petani,” kata Guntur yang juga Kepala Dinas Pengairan PU Pengairan Banyuwangi ini.

Guntur menjelaskan, Dam Karangdoro memiliki peran vital dalam penyediaan air irigasi bagi sawah di beberapa kecamatan, termasuk Tegalsari, Bangorejo, dan Pesanggaran. 

Dengan keberadaan Dam Karangdoro, yang mengaliri sekitar 16.165 hektare sawah, para petani optimis bahwa musim tanam kali ini akan memberikan hasil yang melimpah.

Guntur juga menekankan pentingnya gotong royong dalam kegiatan pertanian. “Para petani melaksanakan selamatan atau doa bersama untuk memohon perlindungan terhadap tanaman dari hama dan cuaca yang tidak menentu,” tambahnya.

Sebagai simbol perayaan, acara Bubak Bumi juga diisi dengan kegiatan makan bersama. Sebanyak 100 tumpeng disediakan untuk dinikmati bersama, menciptakan suasana kekeluargaan di antara para petani. Momen ini memperkuat ikatan sosial di antara mereka yang berjuang di ladang yang sama.

Selain itu, Guntur menyebut, keberhasilan irigasi dari Hulu Kalibaru hingga ke Muncar dan Pesanggaran sangat bergantung pada perawatan dan perhatian bersama. “Harapannya semua petani mendapatkan hasil terbaik dan terhindar dari segala macam hama,” kata Guntur. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV