SUARA INDONESIA BANYUWANGI

Bantu Orang Tua, Tiga Bocah di Banyuwangi Ini Rela Jualan Makanan

Muhammad Nurul Yaqin - 16 October 2020 | 19:10 - Dibaca 1.75k kali
Ekbis Bantu Orang Tua, Tiga Bocah di Banyuwangi Ini Rela Jualan Makanan
Dari depan Muhammad Riski (12 tahun), Farid Zeban (13 tahun), dan Marvel Julian Alfaiz (11 tahun) saat menunggu pengendara yang berhenti di lampu merah, Jumat (16/10/2020).

BANYUWANGI - Semangat ketiga bocah ini patut dicontoh. Meski di usianya yang masih anak-anak, namun mereka rajin berjualan untuk membantu ekonomi orang tuanya.

Ketiga anak ini bernama Farid Zeban (13 tahun), Muhammad Riski (12 tahun) dan Marvel Julian Alfaiz (11 tahun). Mereka ternyata bersaudara, berasal dari Kampung Melayu, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

"Saya setiap hari jualan bersama kedua sepupu saya ini yang masih kelas 5 dan kelas 6 SD," kata Farid sapaan akrabnya yang masih duduk di bangku SMP kelas 1 ini.

Adapun makanan yang mereka jajakan diantaranya tahu walik, tahu bakso, kerupuk pangsit dan martabak. Biasanya tempat yang sering dijadikan target jualan yakni di lampu merah yang ramai kendaraan.

"Kita jualan kalau ngak di lampu merah Blambangan, di lampu merah sekitar Kecamatan Banyuwangi ini," ungkap Farid saat tidak sengaja ditemui Suara Indonesia di lampu merah pertigaan depan kantor DPRD Banyuwangi, Jumat (16/10/2020).

Semangat Farid dan kedua sepupunya berjualan bukan tanpa alasan. Farid bercerita jika ingin membantu ibunya bernama Salama yang merupakan ibu rumah tangga dan ayahnya Abdul Kadir Zeban yang bekerja sebagai juru parkir.

Setiap hari sekitar pukul 9.00 WIB, Farid dan kedua sepupunya mulai berjualan. Bermodal rantang yang diisi barang dagangan, mereka tawarkan kepada pengendara roda dua dan roda empat yang sedang berhenti di lampu merah.

"Beli pak, bu!!" kata-kata inilah yang diucapkan saat mereka menawarkan makanan yang dijualnya. Tanpa rasa lelah mereka terus mengulangi aktivitas tersebut saat kendaraan berhenti. 

Farid mengatakan, setiap rantang yang mereka bawa berisi 20 bungkus makanan. Mereka menjual per makanan yang dibungkus mika itu dengan harga Rp 5.000 rupiah.

Jika makanan itu terjual semuanya, mereka bisa mendapatkan uang sekitar Rp 100 ribu rupiah. Namun untuk menghabiskan semua makanan tersebut, ketiga bocah ini harus berjualan hingga sore hari.

"Agar terjual semuanya kadang hingga jam 3 sore jualan, kadang juga sampai magrib baru pulang," curhat dia di sela-sela kesibukannya.

Farid menerangkan kalau sudah hampir satu bulan ini berjualan sambil mengisi kekosongan libur sekolah dengan membantu orang tua. Dari berjualan makanan ini, setiap harinya Farid dan kedua sepupunya bisa meraup untung hingga Rp 40 ribu rupiah.

"Kalau laku semua kita bisa mendapatkan upah Rp 40 ribu. Soalnya Rp 60 ribunya kita kasih kepada saudara yang punya barang dagangan ini, kita hanya menjualkan. Uangnya saya kasih kepada orang tua," ungkap Farid.

Farid mengaku, berjualan makanan ini tidak ada paksaan dari siapapun. 

"Ini keinginan saya sendiri untuk bantu orang tua," kata Farid singkat.

Meski harus jualan makanan, mereka bertiga tidak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai pelajar.

"Malamnya kita mengerjakan tugas, paginya kita jualan," kata ketiganya kompak. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya