SUARA INDONESIA BANYUWANGI

Petik Laut Desa Bayeman, Gus Haris: Tradisi Syukur Nelayan yang Terus Dilestarikan

Lutfi Hidayat - 11 September 2022 | 13:09 - Dibaca 2.89k kali
Budaya Petik Laut Desa Bayeman, Gus Haris: Tradisi Syukur Nelayan yang Terus Dilestarikan
Puluhan perahu hias masyarakat Dusun Jaringan Desa Bayeman, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo bersiap di muara dalam tradisi petik laut larung saji, Minggu (11/09/2022). (Foto: Lutfi Hidayat - suaraindonesia.co.id

PROBOLINGGO - Masyarakat Dusun Jaringan, Desa Bayeman, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo melarung sesaji ke laut, Minggu (11/09/2022).

Tradisi masyarakat nelayan yang dikenal dengan petik laut itu dilakukan sebagai bentuk syukur atas hasil tangkapan ikan dan harapan keselamatan dalam beraktivitas di laut.

Sebelum melarung sesaji masyarakat sebelumnya melakukan arak-arakan miniatur perahu berisi sesaji keliling desa.

Arak-arakan itu dilepas dari rumah Kepala Desa (kades) Bayeman, Ahmad Syaifullah menuju muara dengan jarak tempuh sekitar 3 Km.

Kades Ahmad mengatakan larung sesaji itu telah menjadi tradisi masyarakat Desa Bayeman terutama Dusun Jaringan yang mayoritas berprofesi nelayan.

"Dengan petik laut ini tujuannya selamanya tetap menjaga kekompakan antar nelayan dan antar dusun," ungkapnya.

Ahmad menambahkan potensi ekonomi dari hasil laut Desa Bayeman cukup tinggi, sebab lebih dari 95 persen masyarakat Dusun Jaringan bekerja sebagai nelayan.

"Potensi laut Dusun Jaringan, Bayeman ini sangat besar. Karena sekitar 95 persen masyarakatnya menggantungkan mata pencahariannya dari hasil nelayan," imbuhnya.


Tradisi Petik Laut itu juga dihadiri Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Probolinggo, dr. Gus Mohammad Haris Damanhuri dan Camat Tongas, Abdul Ghafur.

Dalam sambutannya Gus Haris, sapaan akrabnya mengapresiasi pelestarian tradisi dan budaya masyarakat Desa Bayeman.

Hal itu juga sesuai dengan tiga hal yang perlu dilakukan masyarakat muslim dalam perilaku hidup sehari-hari.

"Sebagai muslim, tiga hal yang perlu kita lakukan. Yakni bersyukur saat mendapatkan nikmat, bersabar saat mendapat musibah dan istighfar saat berbuat dosa. Nah yang dilakukan masyarakat Bayeman ini untuk mengungkapkan rasa syukur kita. Tetap semangat dan kompak," pesannya.


Usai melakukan doa bersama, warga kemudian membawa miniatur perahu berisi sesaji ke muara, di mana ratusan warga lainnya telah bersiap di atas perahu-perahu hias untuk bersama-bersama menuju ke tengah laut.

Di tengah laut perahu sesaji itu akan dilepas sambil bersyukur dan meminta perlindungan kepada Allah, agar para nelayan selamat dalam bekerja dan mendapatkan rejeki melimpah dari hasil laut.

Sebelumnya, tradisi petik laut Desa Bayeman sempat vakum dalam 2 tahun terakhir, akibat terdampak pandemi Covid-19.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lutfi Hidayat
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya